Network
PR BEKASI – Beredar narasi di media sosial yang memuat larangan mengkonsumsi kepiting dan susu bersamaan.
Klaim tersebut menyebutkan bahwa konsumsi kepiting dan susu bersamaan bisa menyebabkan keracunan.
Klaim tersebut beredar disertai dengan gambar seorang bayi dengan keadaan tak sadar.
Baca Juga: Viral Penjual Susu Jahe Ciduk Pelanggan Saat Berjualan, Warganet Menangis Melihat Ini
Namun setelah dilakukan pemeriksaan fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jala Hoax pada Senin, 11 Oktober 2021, klaim bahwa konsumsi kepiting dan susu bersamaan bisa menyebabkan keracunan adalah keliru atau hoaks.
Adapun narasi hoaks yang beredar di media sosial itu sebagai berikut:
"Tolong beritahu seluruh orang yang ada di sebelah kalian, setelah makan kepiting jangan minum susu, juga tidak boleh makan pisang, bisa beracun,"
"Semestinya sudah ada di berita, ada anak yang belum sampai rumah sakit sudah meninggal, tidak peduli kalian sesibuk apapun harus memforward pesan ini, tidak lebih dari semenit kok".
Faktanya, klaim bahwa konsumsi kepiting dan susu bersamaan bisa menyebabkan keracunan dibantah Farmakolog sekaligus Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Zullies Ikawati.
“Hal ini tidak benar,” katanya.
Baca Juga: Hotman Paris Beri Pesan pada 2 Ibu Pencuri Susu dan Minyak Kayu Putih: Jangan Diulangi Lagi
Zullies mengatakan bahwa tidak ada hubungannya kepiting dengan susu atau pisang.
Sementara foto yang tersemat dalam klaim tersebut turut ditelusuri.
Melalui penelusuran Google Images, gambar tersebut mengarah ke sebkha artikel berjudul "Sempat Viral Tertidur Selama Setahun, Bayi Shaka Meninggal Dunia”.
Artikel tersebut tayang di sebuah portal daring pada 12 Oktober 2020.
Baca Juga: Terpaksa Barter Sepatu demi Susu Anak, Ayah di Solo Jadi Sorotan Media Asing
Disebutkan bahwa bayi dalam gambar itu didiagnosis sleeping beauty syndrome sejak usia delapan bulan dan meninggal dunia pada usia 18 bulan.
Dengan bukti dan penjelasan tersebut, maka dapat dipastikan klaim bahwa konsumsi kepiting dan susu bersamaan bisa menyebabkan keracunan adalah hoaks dan termasuk kategori konten yang salah (False Context).
Konten yang salah adalah ketika konten yang asli dipadukan dengan konteks informasi yang salah.***
