Baca Juga: Baru Dilantik Jokowi di Jakarta, Gubernur Kepulauan Riau Isdianto Dinyatakan Positif Covid-19
Data Bank Dunia menunjukkan rendahnya partisipasi angkatan kerja perempuan Indonesia, yakni di angka 53,5 persen. Jumlah ini dinilai masih jauh apabila dibandingkan dengan partisipasi angkatan kerja laki-laki yang mencapai angka 81,82 persen.
"Partisipasi angkatan kerja perempuan Indonesia juga lebih rendah dengan rata-rata partisipasi angkatan kerja perempuan di Asia Timur dan Pasifik yakni sebesar 67,7 persen," katanya.
Dijelaskannya, perempuan yang sudah menikah dan perempuan yang memiliki anak usia dini menjadi angka partisipasi paling rendah.
Alasan paling konkrit rendahnya angka partisipasi perempuan, disebutkan dia, karena banyak perempuan yang meninggalkan pekerjaan demi mengurus keluarga, terutama setelah melahirkan.
Baca Juga: Sering Sebut Covid-19 Sebagai Konspirasi Dunia, Pakar Kejiwaan Komentari Kondisi Jerinx
"Butuh adanya sinergi antarinstitusi. Sinergi ini dapat diwujudkan jika adanya kesepakatan atau peraturan yang memungkinkan semua institusi menyediakan fasilitas ramah gender yang mendukung karyawan perempuan dalam menjalankan pekerjaannya," ujar dia.
Selain itu solusi untuk meningkatkan partisipasi perempuan, katanya, dengan memberikan fasilitas mereka untuk mengakses layanan penitipan anak.
"Hal itu dinilai akan membantu perempuan untuk kembali ke pasar kerja dan berkontribusi pada ekonomi," kata Nadia Fairuza.***