"Mudah untuk memberikan trust, rasa percaya kepada orang yang dia kenal," ujarnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Intens Investigasi.
Akhirnya, dengan bekal kepercayaan akan dibangun sebuah kedekatan emosional yang lebih jauh.
"El Barack ini terlatih untuk mengelola emosinya," tuturnya.
Hal ini tidak mengacu pada dia menangis atau tidak, tetapi pada keahliannya menempatkan emosi dari situasi yang dihadapi, sehingga relevan.
"Lalu yang kedua dia tahu emosi apa yang harus diperlihatkan," kata psikolog tersebut.
Disebutnya bahwa dalam mengelolanya perlu kesadaran dan keterampilan, yang mana buah dari latihan.
"Jadi memang dua faktor tadi sangat menentukan," katanya.
Faktor ketiga adalah memang karakter El Barack membawa unsur sensitivitas yang tinggi.