PIKIRAN RAKYAT - Ketidakpastian masih menggelayuti nasib rumah produksi penghasil sinetron religi yang seharusnya membuat konten untuk ditayangkan di TV sepanjang Ramadan.
Imbauan bekerja dari rumah dan membatasi interaksi fisik demi menekan penyebaran virus corona membuat proses produksi dihentikan.
Bagi rumah produksi, itu artinya pekerjaan mereka benar-benar tak bisa dilakukan.
"Setiap (produksi) sinetron memakan tenaga lebih dari 70 orang, mau tidak mau harus berkumpul," kata Raam Punjabi, pemilik rumah produksi Multivision Plus kepada Antara.
Baca Juga: 24 Dokter Meninggal Akibat Virus Corona, Indonesia Hadapi Kritik Dunia
Memaksakan diri mengakali adegan yang harusnya melibatkan banyak pemain jadi terpisah-pisah tak cuma membuat biaya membengkak, hasilnya juga belum tentu bagus.
"Kualitasnya, yang paling penting, itu akan terpengaruh," tuturnya.
Menunggu hingga pandemi virus corona mereda dan izin produksi kembali diberikan adalah satu-satunya jalan yang bisa ditapaki rumah produksi di Indonesia.
Mereka tak bisa berbuat apa-apa lagi meski produksi sinetron religi baru dimulai atau masih setengah jalan.