"Sampai di rumah sakit menjalani CT scan, ternyata mengalami pendarahan di otak maka harus dioperasi," katanya.
Nundang Rundagi mengatakan bahwa ayahnya, Ajip Rosidi telah tinggal di Pabelan, Kabupaten Magelang sebelum bulan puasa 2020.
"Sebelumnya, bapak biasa selalu bepergian Jakarta, Bandung (di Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut Nomor 2)," katanya.
Kabar wafatnya Ajip Rosidi diunggah oleh Hawe Setiawan yang merupakan dosen serta redaktur majalah Sunda Cupumanik melalui Instagram pribadinya @hw_setiawan.
Baca Juga: Mayat Wanita Tak Dikenal Diduga Loncat dari Apartemen Ancol, Ditemukan dalam Kondisi Kepala Pecah
Lulusan Magister Seni Rupa Institut Teknologi Bandung itu pun memberikan kabar duka soal kepergian sastrawan asal Jawa Barat itu.
"Warta Sungkawa, telah wafat: sastrawan, budayawan, Kang Ajip Rosidi malam ini Rabu, 29 Juli 2020 sekitar pukul 22.20 WIB di Rumah Sakit TIDAR, Magelang. Inna lillahi wa inna ilahi rojiun," tulis @hw_setiawan.
Di akhir masa hidupnya, Ajip Rosidi tetap aktif menulis terutama dalam perkembangan bahasa dan sastra Sunda.
Beberapa karyanya berupa esai dan kritik sastra antara lain Cerita Pendek Indonesia (Jambatan, 1959), Kesusastraan Sunda Dewasa Ini (antologi bersama Rusman Sutia Sumarga, 1963), Kesusastraan Sunda Dewasa Ini (1966), Ichtisar Sedjarah Sastra Indonesia (Bina Tjipta, 1969), dan "Pembinaan Kebudajaan Daerah Sunda" (Budaja Djaja, 1970).***