Kabar Baik, Studi Terbaru: Penyintas Covid-19 Miliki Kekebalan Tubuh Hingga 8 bulan

- 11 Januari 2021, 15:34 WIB
Ilustrasi foto Rumah Sakit Nasional Undip (RSND) metode tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dengan  layanan drive thru.
Ilustrasi foto Rumah Sakit Nasional Undip (RSND) metode tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dengan layanan drive thru. /Humas Pemprov Jateng

PR BEKASI – Salah satu studi terbaru mengatakan bahwa para penyintas COVID-19 memiliki imunitas yang kuat dari virus corona hingga 8 bulan ke depan setelah terinfeksi.
 
Hasil studi ini pun ditafsirkan oleh peneliti sebagai kemungkinan terbentuknya imun terhadap virus.
 
Shane Crotty, salah seorang peneliti di La Jolla Institute for Immunology di California dan salah satu penulis riset menyebutkan bahwa studi ini setidaknya bisa mengurangi ketakutan tentang efektivitas vaksin COVID-19.

Baca Juga: Pengunjung Membludak dan Sebabkan Kerumunan, Pemkab Bekasi Tutup Sementara Waterboom Lippo Cikarang

"Awalnya ada banyak kekhawatiran bahwa virus ini mungkin tidak menimbulkan banyak memori. Sebaliknya, memori kekebalan terlihat cukup baik," ungkap Crotty seperti dilansir laman Technology Review, Senin 11 Januari 2021.
 
Hasil riset yang diterbitkan 6 Januari di jurnal Science ini cukup kontras dengan studi sebelumnya.
 
Pada studi sebelumnya menyatakan bahwa imunitas COVID-19 berumur pendek karena menempatkan jutaan penyintas pada risiko infeksi ulang.
 
Akan tetapi, studi baru menunjukkan bahwa infeksi ulang seharusnya hanya menjadi masalah bagi sebagian kecil orang yang telah mengembangkan imunitas, baik melalui infeksi awal atau dengan vaksinasi.

Baca Juga: Anies Baswedan Kembali Perketat PSBB di Jakarta, 10 Kebijakan Ini Harus Diketahui Masyarakat 

“Sebagian kecil penyintas memang tidak memiliki kekebalan yang tahan lama. Tetapi vaksinasi harus mengimbangi masalah itu dengan memastikan kekebalan kawanan pada populasi yang lebih besar,” sambungnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs PMJ News, Senin, 11 Januari 2021.
 
Studi ini mempelajari sampel darah dari 185 pria dan wanita yang telah pulih dari COVID-19.
 
Dengan sebagian besar dari infeksi ringan, meskipun 7 persen di antaranya dirawat di rumah sakit.
 
Setiap peserta memberikan setidaknya satu sampel darah antara enam hari dan delapan bulan setelah gejala awal mereka, kemudian 43 sampel diambil setelah enam bulan.

Baca Juga: Lakukan Patroli Cyber, Polisi Sebut Penyebar Hoaks Sriwijaya Air Akan Dijatuhi Pasal Berlapis 

Tim yang menjalankan penyelidikan mengukur tingkat beberapa agen imunologi yang bekerja bersama untuk mencegah infeksi ulang: antibodi (yang menandai patogen untuk dihancurkan oleh sistem kekebalan atau menetralkan aktivitasnya), sel B (yang membuat antibodi), dan sel T ( yang membunuh sel yang terinfeksi).***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x