Waspada! Racun Mematikan Mengintai di Balik Kosmetik, Berikut Penjelasan Para Peneliti

- 16 Juni 2021, 16:00 WIB
Studi ungkap beberapa kosmetik mengandung bahan kimia beracun bagi kesehatan dan lingkungan.
Studi ungkap beberapa kosmetik mengandung bahan kimia beracun bagi kesehatan dan lingkungan. /Pexels

PR BEKASI - Sebuah studi mengungkapkan bahwa kosmetik yang umum digunakan mengandung bahan kimia beracun.

Termasuk kosmetik jenis maskara dan lipstik tertentu yang mengandung bahan kimia beracun tingkat tinggi dan bahkan tidak tercantum pada label.

Akibatnya, beberapa orang yang memakai riasan kosmetik mungkin akan menyerap dan menelan bahan kimia beracun tersebut.

Baca Juga: Save Ralph, Film Pendek yang Ceritakan Sisi Gelap Produk Kosmetik dengan Kelinci Percobaan, Berakhir Tragis!

"Bahan kimia beracun yang terdapat pada kosmetik itu disebut zat per dan polifluoroalkil (PFAS)," kata para peneliti dari  jurnal Environmental Science and Technology Letters, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui UPI pada Rabu, 16 Juni 2021.

Sebagai informasi Zat per dan polifluoroalkil adalah senyawa kimia organofluorin sintetik yang memiliki banyak atom fluor yang terikat pada rantai alkil.

Beberapa studi juga mengungkapkan masalah kesehatan dan lingkungan yang terkait dengan PFAS.

Baca Juga: Angel Lelga Tekuni Bisnis Kosmetik, Keluarkan Modal Puluhan Miliar hingga Punya Produk Skin Care Sendiri

Selain itu, beberapa produk yang diuji, termasuk beberapa merek maskara tahan air, lipstik cair, dan alas bedak memiliki kadar fluor yang tinggi.

Hal itu memungkinkan adanya bahan kimia PFAS yang juga dikenal sebagai 'forever chemicals' atau bahan kimia selamanya.

Sementara itu untuk produk dengan kadar fluor tertinggi  ditemukan mengandung setidaknya empat bahan kimia PFAS, dengan mayoritas tidak tercantum pada label.

Baca Juga: Segera Hentikan Pemakaian, Berikut 8 Tanda Kulit Wajah Kamu Alergi dengan Kosmetik yang Digunakan

"Pemakai lipstik mungkin secara tidak sengaja memakan beberapa pon lipstik dalam hidup mereka," kata Graham Peaslee selaku profesor fisika di Universitas Notre Dame di South Bend, Ind.

"Tapi tidak seperti makanan, bahan kimia dalam lipstik dan riasan serta produk perawatan pribadi lainnya hampir seluruhnya tidak diatur," kata Peaslee.

Selain pada penggunaan lipstik berpotensi menelan PFAS, pemakai kosmetik juga mungkin akan menyerap bahan kimia melalui kulit dan saluran air mata sehingga bahan kimia tersebut bisa memasuki aliran darah.

Baca Juga: Fantastis! BBPOM Musnahkan Cuma-cuma Ratusan Produk Obat dan Kosmetik Ilegal Senilai Rp31,2 M

PFAS, yang juga ditemukan di air minum, tanah dan dalam kemasan makanan, dapat terakumulasi dalam tubuh manusia dan bertahan di lingkungan, karena itu bahan kimia tersebut dijuluki bahan kimia selamanya.

Menurut Kelompok Kerja Lingkungan yang berbasis di Washington, DC, beberapa penelitian telah menghubungkannya dengan masalah kesuburan, cacat lahir, obesitas, diabetes dan kanker.

Bahan kimia ini sering sengaja ditambahkan ke produk perawatan pribadi seperti benang gigi, lotion, pembersih, alas bedak, lipstik, eyeliner, eyeshadow, maskara tahan air, cat kuku dan krim cukur untuk meningkatkan daya tahan, tekstur dan ketahanan air.

Baca Juga: Dorong Perkembangan Industri Kosmetik Dalam Negeri, Kemenperin Gelar Virtual Expo Kosmetik 2020

Untuk studi barunya, Peaslee dan rekan-rekannya menyaring 231 produk kosmetik yang dibeli di Amerika Serikat dan Kanada.

Lebih dari tiga perempat maskara tahan air, hampir dua pertiga alas bedak dan lipstik cair, dan lebih dari separuh produk mata dan bibir memiliki konsentrasi fluor yang tinggi.

Semua 29 produk yang dipilih untuk analisis yang ditargetkan mengandung tingkat terdeteksi setidaknya empat PFAS spesifik, termasuk yang diketahui terurai menjadi bahan kimia selamanya yang sangat beracun dan berbahaya bagi lingkungan.

Baca Juga: Padukan Produk Kecantikan dam Kesehatan, Perusahaan Kosmetik Raup Untung

Banyak produk yang mengandung PFAS diiklankan sebagai  tahan air atau tahan lama.

Dalam banyak kasus, PFAS yang tercantum pada label produk seringkali menyertakan 'fluoro' dalam nama bahannya.

"PFAS tidak diperlukan untuk riasan," kata Arlene Blum selaku rekan penulis studi dalam siaran pers.

"Mengingat potensi bahayanya yang besar, saya percaya mereka tidak boleh digunakan dalam produk perawatan pribadi apa pun," kata Blum selaku direktur eksekutif Institut Kebijakan Ilmu Hijau di Berkeley, California.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: UPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x