Flexing Adalah Pamer, Cobalah untuk Tidak Mempermalukannya dan Ganti Bahan Obrolan

- 21 Maret 2022, 20:03 WIB
Ilustrasi flexing.
Ilustrasi flexing. /Pixabay/Tumisu/

Perilaku ini kerap muncul melalui media sosial. Itulah mengapa pada akhirnya muncul istilah social media flexing.

Para pelaku flexing seperti Indra Kenz ini hendak membuat citra untuk menunjukkan sinyal kepada orang lain untuk melihat mereka berada di suatu tingkat tertentu, meski sebenarnya tidak demikian.

Peran Media Sosial

Ada dua penjelasan mengapa media sosial memiliki keterhubungan dan peran dalam memfasilitasi perilaku flexing.

Pertama, media sosial memfasilitasi pengguna untuk membuat profil pribadi yang bisa dilihat oleh pengguna lain.

Pengguna juga memiliki kebebasan untuk membentuk identitas diri dan menampilkan apa yang ingin mereka tunjukkan kepada dunia virtual. Sesama pengguna juga dapat saling mengetahui informasi terkait kehidupan pengguna satu sama lain.

Baca Juga: Ikatan Cinta 21 Maret 2022 di RCTI: Andin Marah pada Reyna, Buat Aldebaran Khawatir

Kedua, media sosial membantu memfasilitasi interaksi penggunanya.

Sesuai namanya, media sosial adalah media untuk bersosialisasi. Fasilitasi ini membuat media sosial berkontribusi terhadap produksi dan sirkulasi ekspresi budaya populer, termasuk perilaku flexing.

Bagaimana mengatasinya

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah