Cara Menyikapi Flexing di Media Sosial, Belajar dari Kasus Indra Kenz

- 28 Maret 2022, 11:04 WIB
Ilustrasi flexing di media sosial.
Ilustrasi flexing di media sosial. /Pixabay/webtechexperts

PR BEKASI – Kasus yang menyerat Indra Kenz dan Doni Salmanan berkaitan dengan flexing (pamer kekayaan) di media sosial.

Aktivitas flexing tidak sekadar memakerkan kekayaan, tetapi ditujukan untuk mendapatkan perhatian warganet.

Aksi flexing yang dilakukan Indra Kenz dan Doni Salmanan ini dikaji peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), Dhalia Ndaru Herlusiatri Rahayu.

Dhalia menyebut perilaku flexing sering kali muncul di media sosial sehingga muncul istilah social media flexing.

Baca Juga: Viral Nenek 87 Tahun Ungkap Rahasia Sehat, Salah Satunya Bikin Ngena

Media sosial memang memfasilitasi hal tersebut karena ada fitur membuat profil pribadi yang bisa dilihat pengguna lain.

Pengguna juga dibebaskan menampilkan apapun kepada yang lainnya, sesama penguna juga bisa mengetahui kehidupan satu sama lain.

“Kedua, media sosial membantu memfasilitasi interaksi penggunanya,” ujar Dhalia.
Ternyata perilaku tersebut bisa juga terkait dengan teori adlam ilmu pemasaran produk.

“Jika melihat dari kacamata ilmu pemasaran, flexing bisa dikaitkan dengan Teori Conspicuous Consumption yang merupakan tindakan pembelian produk untuk menunjukkan tingkat kekayaan seseorang,” ujar Dhalia.

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x