Studi Terbaru Ungkap Antibodi yang Direkayasa Bisa Cegah Infeksi Malaria

- 6 Agustus 2022, 10:26 WIB
Ilustrasi nyamuk malaria.
Ilustrasi nyamuk malaria. /Pixabay/Welcome to all and thank you for your visit ! ツ

PR BEKASI - Sebuah studi terbaru dari AS mengungkapkan bahwa antibodi yang telah direkayasa bisa melindungi pasien yang terkena infeksi parasit dari malaria.

Dikabarkan terkait antibodi tersebut, sudah ada uji coba kecil kepada sukarelawan yang memiliki tubuh sehat.

Selain itu, para peneliti menunjukkan kemungkinan untuk memberikan antibodi dengan memberikan suntikan standar.

"Suntikan itu sangat penting daripada infus IV yang biasanya digunakan untuk memberikan antibodi monoklonal," kata para peneliti.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Glimpse of Us – Joji, Bikin Galau Satu Dunia

Namun, para ahli memperingatkan bahwa masih banyak hal yang masih harus dilakukan terkait penelitian itu.

Terutama yaitu menemukan cara agar anak-anak yang tinggal di negara berkembang tidak terinfeksi malaria.

Sebagai informasi, malaria disebabkan oleh parasit yang ditularkan oleh nyamuk jenis tertentu.

Pada 2020, lebih dari 240 juta orang terjangkit malaria dan lebih dari 600.000 meninggal.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Korban tersebut kebanyakan adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun di Afrika sub-Sahara.

Tahun lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui vaksin malaria pertama untuk digunakan pada anak-anak.

Vaksin tersebut diberikan dalam tiga dosis antara usia 5 dan 17 bulan, adapun dosis keempat diberikan sekira 18 bulan kemudian.

Parasit malaria melewati berbagai tahap kehidupan dalam tubuh manusia.

Baca Juga: Kabar Gembira, KAI Commuterline Bagikan PIN Ibu Hamil, Berikut Cara Mendapatkannya

Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit seseorang, nyamuk akan menyuntikkan sejumlah parasit kecil ke dalam darah.

Bentuk dari parasit kecil itu disebut sporozoit.

Sporozoit kemudian melakukan perjalanan ke hati, di mana mereka berkembang biak dan matang.

Para peneliti telah mengembangkan pendekatan pencegahan yang berbeda yaitu dengan antibodi monoklonal.

Baca Juga: Big Mouth Episode 4 Tayang Jam Berapa di Disney Plus dan MBC? Cek Update Jadwal Terbarunya

Antibodi monoklonal akan mengenali protein pada permukaan sporozoit dengan tujuan mencegahnya menyerang hati.

Secara teori, antibodi monoklonal dapat bekerja lebih baik daripada vaksin, seperti yang dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari UPI pada Sabtu, 6 Agustus 2022.

Pasalnya antibodi monoklonal sangat spesifik untuk penyerang yang ditargetkannya.

Jika diberikan dengan suntikan standar, maka antibodi tersebut bisa digunakan di negara-negara yang membutuhkannya.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Jadwal Tayang Big Mouth Episode 4 dan Link Nonton In The Soop Friendcation

Penelitian itu saat ini melibatkan 23 orang dewasa AS yang sehat, 17 di antaranya diberi antibodi monoklonal.

Dari 17 orang yang menerima antibodi, 15 orang tidak menunjukkan parasit yang terdeteksi dalam darah selama tiga minggu setelah infeksi terkontrol.

Sebaliknya, keenam orang dalam kelompok pembanding memiliki parasit dalam darah dan langsung diobati dengan obat malaria standar.

Kelemahan dari antibodi monoklonal adalah jika manfaatnya sudah habis, maka perlu suntikan ulang.

Sementara keuntungannya adalah semua antibodi yang direkayasa sangat mampu untuk membunuh parasit.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: UPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x