Dianggap Bersih, Danau Jenewa Swiss Ternyata Mengandung Polusi Plastik Setara Lautan

2 September 2023, 08:58 WIB
Ilustrasi. Danau Jenewa di Swiss dikatakan mengandung polusi plastik setara lautan. /science.org/

PATRIOT BEKASI - Selama ini, Danau Jenewa, yang terletak di kaki pegunungan Alpen, Swiss, telah lama dianggap sebagai perairan yang hampir murni.

Akan tetapi, baru-baru ini penelitian menemukan fakta mencengangkan, ternyata tingkat polusi plastik di Danau Jenewa sama tingginya dengan polusi plastik di lautan.

Hal tersebut diungkapkan oleh organisasi nirlaba yang berbasis di Jenewa, Oceaneye. Mereka selama lebih dari satu dekade menjelajahi lautan untuk mengumpulkan pecahan plastik.

Baca Juga: Menyatu dengan Alam: 5 Rekomendasi Tempat Camping di Bandung, Bisa Pasang Tenda Samping Mobil

Pascal Hagmann, pendiri dan direktur Oceaneye menyatakan, pihaknya membandingkan data lautan dengan data dari Danau Jenewa.

“Kami membandingkan tingkatnya dengan data lautan dan mencapai kesimpulan bahwa polusi mikroplastik di permukaan danau sama besarnya dengan lautan,” katanya.

Dia berbicara dari buritan kapal layar yang sedang menyeret alat pengumpul sampel melintasi danau terbesar di Swiss, yang juga dikenal sebagai Lac Leman.

“Kami menganggapnya menarik karena kami sering membayangkan Danau Leman sebagai danau Alpen besar dengan air sebening kristal, namun sebenarnya tidak demikian,” katanya, menggunakan nama Perancis.

Baca Juga: Prediksi Line Up AS Roma vs AC Milan di Pekan 3 Serie A Italia: Berikut Head to Head dan Klasemen

Danau berbentuk bulan sabit ini adalah yang terbesar di Eropa barat dengan luas 580 kilometer persegi (224 mil persegi) yang terletak di Perancis dan Swiss dan sebagian dialiri oleh gletser Alpen. Meluap ke Sungai Rhone yang akhirnya mengalir ke laut Mediterania.

Kanton-kanton yang berbatasan dengan Swiss mengolah air tersebut dan kemudian menyalurkannya ke rumah-rumah sebagai air minum.

Salah satu kota tepi danau, Evian, di sisi Prancis, juga merupakan nama yang diberikan untuk merek air minum kemasan dari mata air alami.

Mikroplastik berasal dari penguraian berbagai sampah plastik konsumen dan industri dari waktu ke waktu dan konsentrasinya terakumulasi di lautan dunia.

Mereka bahkan telah ditemukan dalam sampel darah bayi yang belum lahir dan para ilmuwan mencoba memahami risiko kesehatan dari fenomena tersebut bagi manusia dan hewan.

Hagmann mengatakan dia khawatir bahwa meningkatnya konsumsi plastik dari waktu ke waktu akan menyebabkan lebih banyak sampah berakhir di sistem air.

"Kami melihat kurva pertumbuhan meningkat dengan sangat cepat. Proyeksi menjadi pesimistis jika kita tidak melakukan apa pun,” katanya, meskipun ia mengakui bahwa setidaknya kesadaran akan masalah ini semakin meningkat.

Dia mengingat masa 12 tahun lalu, saat mulai bersuara soal pecahan plastik di air, ketika itu orang-orang menganggap mereka sebagai orang gila dan sekarang ini menjadi masalah yang dipikirkan banyak pihak.***

Editor: M Hafni Ali

Tags

Terkini

Terpopuler