Jelang Pelantikan Joe Biden, Kim Jong Un: Siapapun Presidennya, AS Tetap Musuh Bebuyutan Korea Utara

- 9 Januari 2021, 20:57 WIB
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un. //The Washington Post

PR BEKASI – Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un memberikan ancaman terhadap Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden beberapa hari jelang pelantikan presiden negara adikuasa.
 
Menurut laporan dari media lokal setempat, Korea Utara tetap menganggap AS sebagai musuh bebuyutan meskipun ada pergantian presiden sekalipun.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Kim Jong Un dalam pidatonya di Kongres luar biasa Partai Buruh Korea Utara di ibu kota Pyongyang pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Baca Juga: Kompak Sindir Donald Trump, Fadli Zon-Fahri Hamzah: Balik Lagi aja Jadi Pedagang

"Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami," kata Kim Jong Un, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.
 
"Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat AS yang sebenarnya dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," kata Kim Jong Un menambahkan.
 
Kim Jong Un bersumpah dirinya akan terus memperluas hubungan Korea Utara dengan "pasukan anti-imperialis, independen" dan menyerukan perluasan kemampuan nuklir.
 
Sampai artikel ini dibuat, belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS terkait perkataan Kim Jong Un tersebut.

Baca Juga: Menhub Budi: Total Penumpang Pesawat Sriwijaya Air 50 orang, Ada Anak-anak dan Bayi

Selain AS, Kim Jong Un juga mengkritik Korea Selatan karena menawarkan kerja sama di bidang "non-fundamental" seperti bantuan Covid-19 dan pariwisata.
 
Dirinya juga mengatakan Korea Selatan harus berhenti membeli senjata dan melakukan latihan militer dengan AS.
 
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan masih mengharapkan hubungan Korea Utara-AS menjadi lebih baik dan akan terus mengupayakan denuklirisasi di semenanjung Korea.
 
"Pelantikan pemerintahan AS yang baru dapat menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan hubungan AS-Korea Utara dan kami berharap hubungan tersebut dapat segera dilanjutkan," kata kementerian tersebut.

Baca Juga: Abu Bakar Ba'asyir Resmi Dibebaskan dari Lapas, Neno Warisman: Ada Catatan untuk Para Penegak Hukum

Joe Biden, yang wakil presiden di era Presiden Barack Obama, menyebut Kim Jong Un sebagai "preman" selama kampanye Pemilu AS 2020.
 
Pada 2019, Korea Utara menyebut Joe Biden sebagai "anjing gila" yang harus "dipukuli sampai mati dengan tongkat".
 
Kim Jong Un sebelumnya telah melakukan tiga pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden AS saat era Donald Trump.
 
Keduanya berkorespondensi dalam serangkaian surat, tetapi upaya itu gagal mengarah pada kesepakatan denuklirisasi atau perubahan resmi dalam hubungan kedua negara.

Baca Juga: Menhub Budi Jelaskan Kronologi Detik-detik Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Joe Biden mengatakan pada Oktober 2020 bahwa dia akan bertemu Kim Jong Un hanya dengan syarat bahwa Korea Utara setuju untuk menarik kapasitas nuklirnya.
 
Kurt Campbell, diplomat tertinggi AS untuk Asia Timur mengatakan pemerintahan AS yang akan datang harus membuat keputusan awal tentang pendekatan dengan Korea Utara dan tidak ulangi penundaan era Barack Obama.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x