Tega! Terkena Gas Air Mata Israel, Seorang Ibu Palestina yang Tengah Hamil 7 Bulan Alami Keguguran

- 24 Januari 2021, 11:11 WIB
Pasukan Israel menembaki warga Palestina dengan gas air mata selama protes di Tepi Barat pada 15 Maret 2019 lalu.
Pasukan Israel menembaki warga Palestina dengan gas air mata selama protes di Tepi Barat pada 15 Maret 2019 lalu. /Anadolu Agency/Issam Rimawi/Anadolu Agency

PR BEKASI - Seorang wanita Palestina yang sedang hamil tujuh bulan mengalami keguguran akibat serangan gas air mata yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel secara berulang kali di desa dekat Ramallah di wilayah Tepi Barat yang diduduki pada pekan lalu.
 
Wanita berusia 37 tahun yang diketahui bernama Areej Abu Alya tersebut diduga mengalami keguguran setelah banyak menghirup gas air mata sehingga  membuat pernapasannya terasa tercekik dalam serangan itu.
 
Setelah kejadian tersebut, dirinya langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh suaminya Iyad ketika kondisinya semakin memburuk.

Baca Juga: Akan Temui Kepala Sekolah SMKN 2 Padang Usai Kasus Pemaksaan Berjilbab, Komnas PA: Harus Ada Sanksi Tegas

Selama mendapatkan penanganan dari rumah sakit, diketahui denyut nadi dari bayi yang berada di dalam kandungannya sudah tak terdeteksi lagi oleh dokter.
 
Areej Abu Alya harus menjalani perawatan insentif di rumah sakit selama beberapa hari setelah kehilangan banyak darah dan membutuhkan transfusi darah.
 
Pasangan yang telah memiliki delapan anak tersebut tinggal di daerah yang rawan terjadi bentrokan antara pasukan pendudukan Israel dan masyarakat Palestina.
 
"Kami tinggal di daerah yang sangat berbahaya," kata Iyad, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Post.

Baca Juga: Akan Temui Kepala Sekolah SMKN 2 Padang Usai Kasus Pemaksaan Berjilbab, Komnas PA: Harus Ada Sanksi Tegas 

Pada saat kejadian tersebut, dirinya menceritakan bahwa pasukan pendudukan Israel menembaki rumahnya dengan banyak gas air mata yang membuat mata perih.
 
"Tabung gas air mata berserakan di sekitar rumah dan di dalam, dan saya tidak bisa lagi segera mengumpulkannya untuk dibuang dari jangkauan anak-anak kita," tambah dirinya.
 
Menurut Iyad, pasukan pendudukan Israel menembakkan gas air mata melalui jendela saat mereka tidur hampir setiap malam. 
 
"Setiap minggu saya membawa anak-anak saya ke dokter desa, semuanya dengan gejala parah akibat menghirup gas air mata dan menderita sensasi terbakar di paru-paru, yang menyebabkan mereka muntah, nyeri dada, dan batuk parah," katanya.

Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Istri Sule, Nathalie Holscher: Tapi Nggak Papa, Aku Tetap Semangat Kok! 

Dia percaya bahwa gas air mata yang digunakan oleh pasukan pendudukan Israel adalah gas air mata jenis terbaru dengan kandungan bahan kimia yang lebih beracun. 
 
Dokter Palestina telah menuduh Israel sebelumnya menggunakan senjata kimia, bukan gas air mata, dan menguji varietas baru pada orang-orang di wilayah pendudukan untuk melihat apa pengaruhnya terhadap manusia.
 
Tindakan pertikaian seperti serangan, penyerangan, dan vandalisme diketahui sering terjadi di kota dan desa Palestina di wilayah Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.
 
Hal tersebut biasanya diawali oleh para pemukim ilegal Yahudi dan pasukan pendudukan Israel yang selalu menjadi biang keladi terjadinya pertikaian di wilayah tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x