Gunung Fagradalsfjall Meletus Setelah Tertidur 900 Tahun, Langit Ibu Kota Islandia Mendadak Berubah Merah

- 20 Maret 2021, 17:04 WIB
Langit ibu kota Islandia, Reykjavik berubah warna menjadi merah akibat letusan Gunung Fagradalsfjall pada Jumat, 19 Maret 2021 malam yang sudah tertidur 900 tahun.
Langit ibu kota Islandia, Reykjavik berubah warna menjadi merah akibat letusan Gunung Fagradalsfjall pada Jumat, 19 Maret 2021 malam yang sudah tertidur 900 tahun. /VF.IS

PR BEKASI – Gunung Fagradalsfjall di Islandia yang sudah tertidur selama kurang lebih 900 tahun dilaporkan meletus kembali pada Jumat, 19 Maret 2021 malam.
 
Lokasi gunung tersebut diketahui terletak tak jauh dengan ibu kota Islandia, Reykjavik dengan berjarak hanya 20 kilometer.
 
Hal tersebut membuat langit kota Reykjavik berubah warna menjadi merah akibat cahaya yang dihasilkan oleh alira lava yang keluar dari Gunung Fagradalsfjall.
 
Aliran lava terlihat mengalir keluar dari celah di tanah di Geldingadalur, dekat Gunung Fagradalsfjall di Semenanjung Reykjanes di barat daya Islandia, dalam rekaman yang direkam oleh helikopter penjaga pantai.

Baca Juga: Soroti Perlakuan Aparat Penegak Hukum pada HRS, Haikal Hassan: Kalian Telah Mengundang Azab!

Baca Juga: Pesawat Trigana Air 'Tergelincir' saat Mendarat di Halim Perdana Kusuma, Penerbangan Dialihkan ke Soetta

Baca Juga: Volume Kubah Lava Gunung Merapi Semakin Mengkhawatirkan, BPPTKG Beri Penjelasan
 
Sementara Bandara Internasional Keflavik Islandia dan pelabuhan nelayan kecil Grindavik hanya berjarak beberapa kilometer, daerah tersebut tidak berpenghuni,  diperkirakan tidak menimbulkan bahaya apa pun akibat letusan itu.
 
Hal tersebut dikatakan oleh Badan Meteorologi Islandia (IMO) yang memantau aktivitas seismik, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
 
“Letusannya tergolong kecil dan celah letusannya berukuran sekitar 500-700 meter. Ukuran lava kurang dari 1 kilometer persegi. Ada sedikit aktivitas letusan di daerah itu,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.
 
Polisi dan petugas penjaga pantai telah mengamankan wilayah yang masuk ke dalam zona bahaya gunung meletus.
 
Masyarakat setempat juga telah disarankan untuk menjauh dan jalan utama dari wilayah ibu kota ke bandara Keflavik ditutup sementara pada Jumat, 19 Maret 2021.

Baca Juga: Peringatan Jika Hamil di Atas 35 Tahun, Dokter Kandungan: Berisiko Tingkatkan Kelainan pada Janin

Lokasi letusan berada di lembah yang berjarak sekitar 4.7 km ke pedalaman dari pantai selatan semenanjung Reykjanes.
 
Tidak ada laporan tentang terjadinya hujan abu  meskipun batuan magma yang mengeras dan emisi gas diperkirakan akan terjadi.
 
Polisi memerintahkan penduduk yang tinggal di sebelah timur gunung berapi untuk menutup jendela mereka dan tinggal di dalam rumah karena risiko kemungkinan polusi gas yang terbawa angin.
 
Emisi gas, terutama sulfur dioksida dapat meningkat di sekitar letusan gunung berapi dan dapat membahayakan kesehatan dan bahkan berakibat fatal.
 
Kadar sulfur dioksida diketahui bisa melebihi batas yang dapat diterima, bahkan jauh sekali, tergantung angin.

Baca Juga: Crazy TikTok Sisca Kohl Dikabarkan Keponakan Orang Terkaya ke-14 Duni

Letusan pada hari Jumat terjadi di sistem vulkanik Krysuvik, yang tidak memiliki pusat gunung berapi.
 
Letusan di wilayah tersebut dikenal sebagai letusan efusif karena lava mengalir dengan mantap dari tanah, berlawanan dengan letusan eksplosif yang memuntahkan awan abu tinggi ke langit.
 
Menurut IMO sistem Krysuvik diketahui sudah lama tidak aktif sejak 900 tahun yang lalu, sementara letusan terakhir di Semenanjung Reykjanes terjadi hampir 800 tahun, hingga 1240.
 
Tetapi wilayah itu telah di bawah pengawasan yang meningkat selama beberapa minggu setelah gempa berkekuatan 5.7 magnitudo mengguncang dekat Gunung Keilir di pinggiran Reykjavik pada 24 Februari 2021 lalu.
 
Gempa itu diikuti oleh sejumlah getaran kecil yang tidak biasa berjumlah lebih dari 50.000, jumlah tertinggi sejak perekaman digital dimulai pada tahun 1991.

Baca Juga: Resmi Berganti Status dan Nama, Aprilio Perkasa Manganang: Saya Ingin Belajar Jadi Laki-laki

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x