Berbahaya, Jerman Resmi Masukkan Kelompok Anti-Islam PEGIDA ke Dalam Daftar Gerakan Ekstremis

- 8 Mei 2021, 16:09 WIB
Pada Jumat, 7 Mei 2021, Badan intelijen Jerman resmi memasukkan kelompok anti-Islam PEGIDA ke dalam daftar gerakan ekstremis.
Pada Jumat, 7 Mei 2021, Badan intelijen Jerman resmi memasukkan kelompok anti-Islam PEGIDA ke dalam daftar gerakan ekstremis. /REUTERS/Hannibal Hanschke/REUTERS

PR BEKASI – Badan intelijen Jerman resmi memasukkan kelompok anti-Islam PEGIDA ke dalam daftar gerakan ekstremis pada Jumat, 7 Mei 2021.
 
Informasi tersebut pertama kali diketahui berdasarkan laporan resmi dari kantor berita lokal Jerman, DPA.
 
“Kelompok anti-Islam PEGIDA telah resmi dimasukan ke dalam daftar gerakan ekstrimis,” tulis pernyataan DPA, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ABC.

Baca Juga: Wanita yang Doakan Aurel Mati Minta Maaf, Atta: Satu Kali Lagi Buat Masalah, You Know Jalur Mana

Badan intelijen Jerman mengatakan, telah memiliki cukup bukti yang menunjukkan bahwa PEGIDA, yang merupakan singkatan dari Patriotik Eropa melawan Islamisasi Barat, telah berubah menjadi gerakan ekstremis dalam beberapa tahun terakhir.
 
Klasifikasi tersebut berarti bahwa otoritas keamanan diperbolehkan memantau aktivitas dan anggota dari grup tersebut.
 
PEGIDA didirikan pada Oktober 2014 di Dresden, Jerman yang sejak itu mengadakan demonstrasi melawan "Islamisasi Eropa" dan fundamentalisme Islam.
 
Menurut Der Spiegel, pendiri PEGIDA Lutz Bachmann mengatakan bahwa pendorong pergerakan ini adalah unjuk rasa pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) melawan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Baca Juga: Bipang Ambawang, Politisi Demokrat Sebut Presiden Rusia saja Tahu Babi Haram

Demonstrasi pertama diadakan pada Oktober 2014  dan jumlah partisipannya bertambah hingga kurang lebih 10.000 orang pada 8 Desember 2014.
 
Pada puncak popularitasnya, PEGIDA menarik puluhan ribu untuk demonstrasi mingguan tetapi selama bertahun-tahun ia kehilangan daya tariknya bagi massa.
 
Kelompok sejenis PEGIDA pun bermunculan di kota-kota lain di Jerman, seperti LEGIDA di Leipzig, BOGIDA di Bonn, dan DAGIDA di Darmstadt.
 
Selama demonstrasi mingguan, PEGIDA membawa spanduk seperti "demi pelestarian budaya kita", "melawan fanatisme religius", dan "melawan perang agama di tanah Jerman". 

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Ini Menentukan Sifat Berdasarkan Bentuk Jari Kaki

Badan intelijen Jerman mengatakan, kelompok itu adalah gerakan ekstremis sayap kanan yang merupakan kendaraan umum untuk menyebarkan propaganda anti-demokrasi mereka ke pusat masyarakat.
 
Badan Intelijen Jerman mengatakan dalam jangka panjang gerakan tersebut merupakan ancaman serius bagi tatanan sosial demokrasi liberal kita.
 
Para kritikus mengaitkan keberhasilan PEGIDA dengan ketidakpuasan warga Jerman terhadap kebijakan imigrasi Eropa.
 
Berdasarkan jajak pendapat yang diadakan oleh Forsa Institute terhadap 1.006 orang, 13 persen responden menyatakan mereka akan menghadiri gerakan anti-Islam.

Baca Juga: Retno Marsudi Ingatkan Kasus Baru Covid-19 di Asia Tenggara Capai 47 Persen, Kenaikan Cukup Tinggi di India

Sementara 29 persen menganggap gerakan tersebut dapat dijustifikasi karena pengaruh Islam terhadap kehidupan di Jerman.
 
Jajak pendapat oleh Spiegel juga memperoleh hasil serupa, dengan 34 persen responden menyatakan setuju dengan demonstran PEGIDA bahwa pengaruh Islam di Jerman terus bertambah.
 
Munculnya kelompok PEGIDA mendapatkan banyak penolakan dari kelompok lintas agama di Jerman.
 
Beberapa demonstrasi menentang PEGIDA di beberapa kota di Jerman dihadiri oleh sekitar 12.000 demonstran pada Desember 2014.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x