Pemimpin Israel Sebar Hoaks soal Serangan Palestina, Pengamat: Membingungkan, Campuran Klaim Palsu dan Asli

- 15 Mei 2021, 09:21 WIB
Banyak informasi hoaks yang beredar di media sosial perihal konflik Palestina dan Israel, bahkan disebar juga oleh pemimpin Israel.
Banyak informasi hoaks yang beredar di media sosial perihal konflik Palestina dan Israel, bahkan disebar juga oleh pemimpin Israel. /Reuters/Mohammed Salem

PR BEKASI - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengunggah video berdurasi 28 detik yang menampilkan roket diluncurkan dari Jalur Gaza, Palestina.

Serangan roket dari Jalur Gaza, Palestina, yang diunggah Benjamin Netanyahu itu menyerang daerah padat penduduk di Israel.

Setidaknya itu yang dikatakan juru bicara Benjamin Netanyahu, Ofir Gendelman, dalam video serangan roket dari Palestina tersebut.

Video itu akhirnya dibagikan ratusan kali, ketika konflik antara Palestina dan Israel meningkat, bukan dari Gaza.

Baca Juga: Taufik Damas soal Pengaruh Suara Indonesia di Konflik Palestina-Israel, Netizen: Maksimal Bilang 'Mengecam'

Bahkan video tersebut dituding bukan berasal dari serangan yang memanas beberapa waktu ini.

Video yang dibagikan Benjamin Netanyahu, banyak ditemukan di YouTube dan situs hosting video lainnya, dan diketahui berasal dari 2018.

Menurut keterangan pada versi lama video, serangan itu bukan penembakan roket dari Gaza tetapi dari Suriah atau Libya.

Baca Juga: Cek Fakta: Vaksin Covid-19 untuk Palestina Disebut Cara Israel Habisi Perlahan Umat Islam, Ini Faktanya

Video itu hanya salah satu informasi yang salah dan hoaks yang beredar di Twitter, TikTok, Facebook, WhatsApp, dan media sosial lainnya minggu ini.

Informasi palsu tersebut termasuk video, foto, dan klip teks yang konon berasal dari pejabat pemerintah di wilayah tersebut, dengan postingan tanpa dasar yang mengklaim awal pekan ini bahwa tentara Israel telah menginvasi Gaza.

Atau bahwa massa Palestina akan memulai serangan melalui pinggiran kota Israel.

Baca Juga: Indonesia Disebut Tak Punya Hak Veto, Taufik Damas: Jadi Apa Pengaruh Suaranya untuk Israel-Palestina?

Kebohongan yang disebar pemimpin Israel semakin kuat karena dibagikan ribuan kali di Twitter dan Facebook, menyebar ke grup Whatsapp dan Telegram yang memiliki ribuan anggota.

Efek dari informasi yang salah berpotensi mematikan, kata para ahli disinformasi, yang semakin mengobarkan ketegangan Israel dan Palestina.

Di saat kecurigaan dan ketidakpercayaan telah meningkat.

Baca Juga: Kekejaman Israel terhadap Palestina Dianggap Telah Penuhi Syarat Cap Terorisme Negara

"Banyak rumor dan telepon yang rusak, tetapi sekarang dibagikan karena orang sangat ingin berbagi informasi tentang situasi yang sedang terjadi," kata Arieh Kovler, seorang analis politik dan peneliti independen di Yerusalem yang mempelajari informasi yang salah.

“Apa yang membuatnya lebih membingungkan adalah bahwa itu adalah campuran dari klaim palsu dan hal-hal asli, yang dikaitkan dengan tempat yang salah atau waktu yang salah," ujarnya.

Twitter dan Facebook, yang memiliki Instagram dan WhatsApp, tidak menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: Pernah Ditawarkan Bantuan Jika 'Damai' dengan Israel, Andi Arief: Berhubungan Lembeknya Jokowi Soal Palestina?

Christina LoNigro, juru bicara WhatsApp, mengatakan perusahaan telah membatasi berapa kali orang dapat meneruskan pesan sebagai cara menekan hoaks.

TikTok mengatakan tim mereka bekerja dengan cepat untuk menghapus hoaks yang beredar.

"Upaya untuk menghasut kekerasan dan konten lain yang melanggar Pedoman Komunitas kami, dan akan terus melakukannya," kata mereka.

Selain itu, media menemukan beberapa informasi yang salah tersebar di lingkungan Israel dan Palestina dan kelompok aktivis WhatsApp minggu ini.

Baca Juga: Ayanna Pressley: Pemerintah Kita Kirim Bantuan Militer Rp54 Triliun ke Israel untuk Hancurkan Palestina

Satu, yang muncul sebagai blok teks Ibrani atau file audio, berisi peringatan bahwa massa Palestina bersiap untuk menyerang warga Israel.

“Orang-orang Palestina datang, orang tua lindungi anak-anak Anda," bunyi pesan tersebut, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The New York Times pada Minggu, 15 Mei 2021.

Ribuan orang berada di salah satu grup Telegram tempat kiriman dibagikan, postingan tersebut kemudian muncul di beberapa grup WhatsApp yang memiliki puluhan hingga ratusan anggota.

Baca Juga: Tanggapi Serangan Udara Israel ke Jalur Gaza, Joe Biden: Israel Belum Bereaksi Berlebihan

Tidak ada laporan kekerasan di daerah yang disebutkan dalam pesan tersebut.

Sumber berita berbahasa Arab dan Ibrani juga tampaknya memperkuat beberapa informasi yang salah.

Beberapa kanal berita Israel baru-baru ini membahas video yang menunjukkan sebuah keluarga berjalan ke pemakaman dengan tubuh terbungkus, hanya untuk menjatuhkan tubuh ketika sirene polisi berbunyi.

Video itu dikutip oleh organisasi berita sebagai bukti bahwa keluarga Palestina mengadakan pemakaman palsu dan melebih-lebihkan jumlah orang yang terbunuh dalam konflik tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Serangan Udara Israel ke Jalur Gaza, Joe Biden: Israel Belum Bereaksi Berlebihan

Faktanya, video tersebut muncul di YouTube lebih dari setahun yang lalu dan mungkin menunjukkan sebuah keluarga Yordania mengadakan pemakaman palsu.

Ada sejarah panjang kesalahan informasi yang dibagikan di antara kelompok-kelompok Israel dan Palestina.

Dalam beberapa tahun terakhir, Facebook telah menghapus beberapa kampanye disinformasi oleh Iran yang bertujuan untuk memicu ketegangan di antara orang Israel dan Palestina.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x