Nakba Day Jatuh pada Hari Ini 15 Mei, Hari Tersuram Bagi Palestina usai Pembentukan Israel

- 15 Mei 2021, 12:25 WIB
Mengenal Nakba Day, hari yang dianggap paling suram dalam kalender Palestina.
Mengenal Nakba Day, hari yang dianggap paling suram dalam kalender Palestina. /Pixabay/hosny_salah

PR BEKASI - Nakba Day, atau 'malapetaka', adalah salah satu tanggal dari aksi protes paling suram dalam kalender Palestina, jatuh pada 15 Mei.

Diketahui, Nakba Day menandai hari setelah pembentukan Israel terjadi pada 14 Mei 1948.

Nakba Day, 15 Mei, yang menandai momen suram yang menyebabkan ratusan ribu orang Palestina melarikan diri atau diusir dari negara tersebut.

Baca Juga: Sikap AS soal DK PBB Dikecam, China: Mereka Peduli HAM Muslim, Tapi Abaikan Penderitaan Rakyat Palestina

Hari ini juga sebagai penanda penghapusan etnis ala Israel yang masih terus berlanjut.

Masih ada lebih dari 7 juta warga Palestina yang menjadi pengungsi dan mengadu nasib di berbagai negara di dunia.

Nahasnya, mereka tak punya identitas, hanya mengantongi kartu pengungsi dari UNRWA.

Baca Juga: Punya Tabungan Lebaran, Anak Sulung Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Ingin Sedekah Bantu Palestina

Akhirnya mereka pun tak dapat bekerja, bersekolah, atau bahkan sekadar mengakses fasilitas negara.

Tahun ini, seiring dengan memanasnya konflik antara Palestina dan Israel. Nakba Day diperkirakan akan menjadi sangat tegang.

Di saat Israel dan Palestina terlibat dalam bentrokan terburuk mereka selama bertahun-tahun, serta meningkatnya kerusuhan jalanan di lingkungan campuran Yahudi-Arab di seluruh Israel.

Baca Juga: Zayn Malik Dukung Palestina Atas Nama HAM, Terancam Kehilangan Penggemar?

Sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Sky News, hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang saudara.

Protes anti-Israel juga meletus di Tepi Barat yang diduduki pada hari Jumat, mendorong pasukan Israel untuk melepaskan tembakan, yang menewaskan 11 orang.

Selain itu, demonstrasi pro-Palestina terjadi di perbatasan Israel dengan negara tetangga Yordania dan Lebanon, sementara tiga roket dilaporkan ditembakkan ke Israel dari Suriah.

Baca Juga: Pemimpin Israel Sebar Hoaks soal Serangan Palestina, Pengamat: Membingungkan, Campuran Klaim Palsu dan Asli

Konflik memanas yang memicu ketegangan dan protes itu kini memasuki hari keenam.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, 132 orang telah tewas di Gaza, daerah kantong yang dikendalikan oleh kelompok Palestina Hamas, termasuk 31 anak-anak dan 20 wanita.

Di pihak Israel, jumlah korban tewas mencapai delapan, termasuk dua anak dan seorang tentara.

Upaya diplomatik untuk menghentikan pertumpahan darah semakin intensif.

Seorang utusan AS, Hady Amr, tiba di Israel pada hari Jumat.

Baca Juga: Prancis Jadi Satu-satunya Negara Eropa yang Melarang Demo Pro-Palestina, Aktivis: Kami Menolak untuk Bungkam!

Kedutaan AS di Yerusalem mengatakan tujuannya adalah untuk bekerja menuju ketenangan yang berkelanjutan.

Mesir, yang memiliki pengaruh atas Hamas, memainkan peran kunci, seperti di masa-masa yang lalu, mencoba merundingkan penghentian pertempuran.

Qatar, Yordania, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga merupakan pemain penting.

"Pembicaraan tersebut telah mengambil jalan yang nyata dan serius pada hari Jumat," kata seorang pejabat Palestina.

"Para mediator dari Mesir, Qatar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa meningkatkan kontak mereka dengan semua pihak dalam upaya untuk memulihkan ketenangan, tetapi kesepakatan belum tercapai," sambungnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x