Joe Biden Hubungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Minta Hamas Segera Hentikan Penyerangan Terhadap Israel

- 16 Mei 2021, 15:17 WIB
Presiden AS, Joe Biden menghubungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk meminta Hamas hentikan penyerangan terhadap Israel.
Presiden AS, Joe Biden menghubungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk meminta Hamas hentikan penyerangan terhadap Israel. /Kolase Instagram/@joebiden/@president.abbas

 

 
 
 
PR BEKASI - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden akhirnya menghubungi Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
 
Hal itu terjadi pada Sabtu, 15 Mei 2021 kemarin jelang rapat DK PBB yang membahas soal pertempuran antara Palestina dan Israel.
 
Dalam percakapan tersebut, Joe Biden menegaskan perlunya milisi Palestina, Hamas, menghentikan serangan ke Israel untuk tidak memicu eskalasi lebih jauh.
 
Seperti diketahui bahwa sejak terjadinya penyerangan Palestina oleh Israel, pihak Hamas turun tangan.
 
 
Sejumlah rudal menghujani langit Tel Aviv sebagai balasan dari Hamas atas aksi Israel.
 
"Kedua pemimpin memiliki kekhawatiran yang sama soal banyaknya korban berjatuhan, termasuk anak-anak, akibat pertempuran yang terjadi," menurut keterangan pers Gedung Putih, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 16 Mei 2021.
 
Selain menegaskan perlunya de-eskalasi segera atas situasi Israel - Palestina, Joe Biden juga menegaskan soal kembali komitmennya untuk memperkuat hubungan Amerika-Palestina.
 
Tak hanya itu, Joe Biden pun menyinggung keputusan administrasinya baru-baru ini soal melanjutkan bantuan kemanusiaan ke Tepi Barat dan Gaza yang dulu distop oleh mantan Presiden AS sebelumnya, Donald Trump.
 
 
Sementara itu, pemerintah Palestina membenarkan adanya percakapan antara Joe Biden dengan Mahmoud Abbas.
 
Mereka menyebutkan bahwa topik pembicaraannya sama dengan yang sudah disampaikan oleh Pemerintah AS.
 
Namun, Pemerintah Palestina menyebutkan bahwa Joe Biden juga menyatakan kecamannya terhadap upaya Israel menggusur warga di Sheikh Jarrah. 
 
Sebagaimana diketahui bahwa isu konflik di wilayah Sheikh Jarrah lah yang memicu pertempuran saat ini.
 
 
Sehingga, sejumlah negara pun melakukan aksi protes terhadap aksi Israel terhadap Palestina.
 
Per berita ini ditulis, korban jiwa akibat pertempuran Israel dan Palestina terus bertambah. 
 
Menurut laporan Reuters terbaru, total ada 149 korban jiwa di Palestina yang 41 di antaranya yakni anak-anak.
 
Mayoritas korban berada di wilayah Gaza. Sementara itu, Israel baru saja melaporkan ada 10 warga mereka yang meninggal termasuk dua anak-anak.
 
 
Berbagai pihak sudah mengupayakan gencatan senjata antara Palestina dan Israel. Salah satunya adalah AS sendiri yang mengirim utusan khusus, Hady Amr, ke Israel pada Jumat lalu untuk mendorong penyelesaian secara diplomatis.
 
Namun, segala upaya yang ada belum menunjukkan hasil jika tidak ingin dikatakan gagal.
 
Sejumlah pun analis memandang Hamas, yang berperan besar dalam pertempuran Palestina-Israel, sebagai tantangan pada proses de-eskalasi.
 
Sebab, kebanyakan negara, terutama Barat, tidak memiliki kontak dengan organisasi yang dicap kelompok teroris itu.
 
 
Di sisi lain, Mahmoud Abbas tidak punya pengaruh besar ke Hamas, bahkan beberapa kali berselisih.
 
Pada tahun 2007, Partai Fatah yang mengusung Abbas berseteru dengan Hamas. Perseteruan itu berujung pada makin kuatnya pengaruh milisi asal Palestina itu di kawasan Gaza.
 
Pada akhirnya, secara tidak langsung, hal itu berperan besar pada ketegangan saat ini.
 
"Hamas sepertinya memanfaatkan eskalasi Palestina dan Israel sebagai kesempatan untuk memarginalkan adminsitrasi Abbas. Selain itu, juga untuk membentuk citra mereka lah pelindung warga Palestina," katanya.
 
Hingga saat ini konflik pun masih terus memanas dan korban jiwa semakin banyak.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x