Soroti Kejahatan Israel di Palestina, Presiden Afrika Selatan: Teringat Sejarah Buruk Kami Sendiri, Apartheid

- 22 Mei 2021, 14:28 WIB
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengatakan kejahatan yang saat ini terjadi di Palestina mengingatkan mereka dengan sistem apartheid yang pernah terjadi di Afrika Selatan.
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengatakan kejahatan yang saat ini terjadi di Palestina mengingatkan mereka dengan sistem apartheid yang pernah terjadi di Afrika Selatan. /REUTERS/Denis Balibouse

PR BEKASI – Kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina mendapat berbagai sorotan dari tokoh dunia, salah satunya Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, yang menyebutnya sebagai apartheid.

Dalam sebuah wawancara yang baru-baru ini dilakukan oleh France24, Cyril Ramaphosa mengatakan seluruh masyarakat Afrika Selatan merasa prihatin dengan apa yang terjadi di Palestina.

Bahkan, dirinya mengatakan situasi di Palestina mengingatkan warga Afrika Selatan terhadap sistem apartheid (pemisahan ras) yang pernah dilakukan orang kulit putih terhadap orang kulit hitam di Afrika Selatan.

Baca Juga: Seorang Konservasionis Afrika Selatan Tewas Usai Diterkam 2 Singa Putih yang Dibesarkannya

“Kami sebagai orang Afrika Selatan merasa khawatir terhadap apa yang terjadi di Palestina. Semuanya membawa kembali kenangan buruk tentang sejarah kita sendiri, dan apartheid,” katanya.

Dirinya juga mengecam komunitas internasional yang seakan-akan menutup mata terhadap berbagai kejahatan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

“Orang dilarang bergerak, kemudian diusir dan rumahnya dihancurkan, kemudian tentara Israel yang menganiaya mereka, dan komunitas internasional merasa mengabaikan kejahatan ini,” katanya.

Baca Juga: Demonstran Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di New York, Seorang Pria Yahudi Diamuk Massa

Menurutnya, dengan hanya melihat apa yang terjadi dengan Palestina di televisi, masyarakat Afrika Selatan tidak bisa untuk tidak memihak terhadap Palestina.

“Dukungan negara kami untuk rakyat Palestina didasarkan pada prinsip-prinsip. Mereka sekarang sedang merasakan penderitaan yang pernah kami rasakan dahulu,” katanya.

Tak hanya itu, Cyril Ramaphosa kemudian mengungkapkan temuan dari kelompok hak asasi manusia Human Right Watch (HRW) yang menyimpulkan bahwa Israel bersalah melakukan kejahatan apartheid.

Baca Juga: Penghormatan untuk Rakyat Palestina, Drone Tempur Baru Milik Iran Dinamai 'Gaza'

“Israel terbukti melakukan kejahatan apartheid secara terang-terangan. Itu termasuk kedalam kejahatan kemanusiaan di bawah hukum internasional,” katanya.

Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Afrika Selatan sempat merasakan system apartheid pada era tahun 1930 hingga 1990-an.

Sistem tersebut kemudian dihapuskan pada 21 Februari 1991 oleh Presiden Afrika Selatan kesembilan Frederik Willem de Klerk dari golongan kulit putih, dan Presiden Afrika Selatan kesepuluh Nelson Mandela dari golongan kulit hitam.

Baca Juga: Joe Biden Janjikan Bantuan, Jamin Akan Salurkan Langsung pada Otoritas Palestina Bukan Hamas

Sementara itu, bulan lalu sebuah laporan dari HRW yang bergabung dengan sejumlah kelompok terkemuka lainnya untuk menyatakan bahwa Israel terbukti melakukan kejahatan apartheid dan penganiayaan secara terang-terangan.

Pada bulan Januari, kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem mencatat bahwa Israel sedang melakukan upaya untuk melanggengkan supremasi Yahudi antara Laut Mediterania dan Sungai Yordan.

Mereka mengatakan laporan PBB 2017 yang menyimpulkan bahwa Israel memang mempraktikkan apartheid, B'Tselem menepis kesalahpahaman populer bahwa itu adalah demokrasi di dalam Garis Hijau (Gencatan Senjata 1949).***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x