Gaet Dukungan Lewat TikTok, Tentara Cantik Dianggap Jadi Propaganda Baru Israel

- 31 Mei 2021, 07:40 WIB
Polisi militer IDF cadangan, Natalia Fadeev.
Polisi militer IDF cadangan, Natalia Fadeev. /Kolase foto dari Instagram/@callsignwaifu

PR BEKASI - Anggota Pasukan Pertahanan Israel memposting 'thirst traps' yang artinya perangkap kehausan di TikTok saat pengepungan mereka di Jalur Gaza.

Para ahli mengatakan bahwa hal tersebut adalah bagian dari strategi untuk mengumpulkan dukungan dan menyebarkan nasionalisme saat massa di media sosial berkumpul untuk mendukung warga Palestina.

Ketika media sosial lain dibanjiri dengan gambar orang-orang yang melarikan diri dari serangan udara Israel.

Baca Juga: Seorang Pemuda di Pakistan Tewas, Berawal dari Niat Buat Konten TikTok dengan Pura-Pura Menembak Diri Sendiri

Sedangkan tentara IDF akan menyelamatkan diri dengan cara mengeluarkan konten pro-militer, seperti memamerkan seragam mereka atau bertemu dengan orang yang dicintai di perbatasan Gaza melalui akun TikTok tersebut.

“Ada sejarah panjang di Israel tentang ikonografi militer yang mendukung keindahan berseragam sebagai simbol nasionalis,” kata Rebecca Stein selaku profesor antropologi budaya di Duke University sekaligus penulis dari buku Screen Shots: State Violence on Camera in Israel and Palestine, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Tribune.com, Senin, 31 Mei 2021.

Baca Juga: Video TikTok Diduga Hina Palestina Muncul Lagi, Kali Ini Dilakukan Seorang Wanita Sambil Nyetrika Baju

“Militer menggunakannya dengan cara baru untuk memenuhi kebutuhan momen digital,” ujarnya.

Diketahui bahwa 'thirst traps' bertujuan untuk menciptakan disonansi kognitif dengan anak-anak muda yang mendukung pro-Palestina, sehingga mereka juga menganggap bahwa tentara Israel juga menarik.

Diketahui, IDF memiliki tentara yang berusia antara 18 dan 21 tahun, hal itu karena militer Israel memberlakukan wajib militer untuk Laki-laki dan perempuan Yahudi dan Druze dengan usia di atas 18 tahun, sehingga membuat mereka  paham dengan media sosial.

Baca Juga: Satu Suara dengan Melly Goeslaw soal Video TikTok Remaja Hina Palestina, Melanie Subono: Ini Harus Diproses

“Israel adalah masyarakat militeristik, jadi ada dukungan yang lebih luas untuk jenis media tersebut, sedangkan di AS hal-hal seperti [video tarian tentara] tidak menjadi viral dengan cara yang sama,” kata Sophia Goodfriend selaku kandidat PhD antropologi budaya di Duke.

Sementara itu, IDF telah membuat akun TikTok pada 2020 dengan 92,4 ribu pengikut hingga saat ini.

Namun, komentar di postingan TikTok mereka berubah menjadi negatif akibat kekejaman Israel terhadap warga Palestina.

Baca Juga: Viral! Video TikTok 2 Remaja Lecehkan Palestina dengan Sebutan Babi, Warganet Buka Sayembara Tangkap Pelaku

“Ada perubahan besar dalam ekosistem media sosial, dan media sosial Palestina telah mendapatkan viralitas global dengan cara yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, yang tidak terjadi dalam kampanye militer sebelumnya,” ucap Stein.

“Kami melihat konten dan pesan ini dikerdilkan oleh skala penggunaan media sosial Palestina dan solidaritas global. Militer sekarang menyadari bahwa mereka tidak akan pernah mengejar, mereka harus menemukan kembali strategi humas mereka dan ternyata telah gagal,” ujarnya, menambahkan.

Meskipun sebelumnya strategi 'thirst traps' militer Israel sempat mendapatkan komentar negatif, tapi masih ada beberapa dari pengikut akun tersebut yang menyukai unggahan dari akun TikTok idf official.

Baca Juga: Uang Specimen Viral di TikTok, Apa Bisa Dipakai Buat Belanja? Simak Penjelasannya

“Tidak ada yang mau melihat badut ini,” komentar pengikut TikTok IDF yang memamerkan tentara laki-laki.

"Tolong tunjukkan kami gadis-gadis cantik dengan senapan," komentar pengikut yang lain.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Tribune.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x