PR BEKASI – Surat kabar milik Partai Komunis China yang berfokus pada masalah-masalah internasional, Global Times menyebut negaranya harus bersiap menghadapi perang nuklir dengan Amerika Serikat (AS).
Editor Global Times, Hu Xijin pada Kamis, 3 Juni 2021 mengatakan China dan AS akan terus menabur perpecahan yang lebih dalam setelah hubungan yang sudah tegang antara kedua negara.
Aksi protes di Hong Kong, Taiwan, pandemi Covid-19, dan tuduhan China terlibat dalam genosida terhadap Muslim Uighur disebut sebagai penyebabnya.
Baca Juga: Perusahaannya Dicap AS Lakukan Kerja Paksa kepada Awak Kapal Indonesia, China Murka
Dengan Beijing sebagai salah satu perhatian utama AS, Presiden Joe Biden telah berusaha untuk memberikan nada tegas.
Sementara Presiden Xi Jinping melihat banyak tindakan dan komentar AS sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negaranya.
Retorika dan manuver militer yang semakin konfrontatif yang keluar dari kedua negara, telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi perang nuklir antara kedua negara.
"Kita harus bersiap untuk menghadapi perang nuklir sengit antara China dan AS,” tulis Hu Xijin, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Newsweek.
Dirinya menganjurkan China untuk secara cepat meningkatkan jumlah hulu ledak nuklir yang ditugaskan, DF-41, rudal balistik antarbenua, dan rudal strategis yang memiliki kemampuan jarak jauh.
“Jumlah hulu ledak nuklir China harus mencapai jumlah yang membuat elite AS menggigil jika mereka menerima gagasan untuk terlibat dalam konfrontasi militer dengan China,” katanya.
Tulisan Hu Xijing tersebut keluar selang sehari setelah Joe Biden mengumumkan dirinya menginstruksikan Badan Intelijen AS (CIA) untuk mengidentifikasi asal mula Covid-19, termasuk membuat daftar pertanyaan yang harus dijawab China.
Dalam beberapa waktu terakhir, China dan AS diketahui telah berdebat tentang berbagai masalah, termasuk pandemi Covid-19.
CIA tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Covid-19 berasal dari sebuah laboratorium percobaan di Wuhan, sebuah gagasan yang ditolak keras oleh China sebagai bermotivasi politik dan anti-sains.
Para pejabat juga berusaha untuk mengalihkan kesalahan ke Fort Detrick AS, dengan tidak mengutip bukti, dan menuduh Joe Biden memicu konfrontasi serta menabur perpecahan dengan penyelidikan Intelijen.
Sebelum Joe Biden memicu kemarahan China atas dukungannya untuk penyelidikan tentang asal-usul virus Covid-19, ketegangan kedua negara meningkat di atas kapal perang AS yang berlayar melalui Selat Taiwan.
Baca Juga: China Laporkan Virus Flu Burung Varian Baru yang Bisa Menular ke Manusia
Militer AS menyatakan bahwa kemunculan kapal itu sejalan dengan tatanan internasional dan menunjukkan komitmen AS terhadap "indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
“China, bagaimana pun, melihatnya sebagai ancaman terhadap kendalinya atas Taiwan dan menuduh AS membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu,” kata Hu Xijin.
Dalam tulisannya, Hu Xijin mengatakan bahwa membangun persenjataan nuklir China adalah penting karena penahanan strategis AS terhadap China menjadi semakin diintensifkan.
“Memiliki penumpukan militer itu adalah salah satu bentuk pencegahan strategis China terhadap serangan AS bilamana perang nuklir benar terjadi," tutup dirinya.***