Seniman berusia 67 tahun menilai keberhasilan karyanya dalam lelang membuktikan bahwa kekosongan tak lebih dari ruang penuh energi.
“Hasil lelang yang sukses membuktikan fakta yang tak terbantahkan: kekosongan tak lebih dari ruang yang penuh energi, dan bahkan jika kita mengosongkannya dan tidak ada yang tersisa, menurut prinsip ketidakpastian Heisenberg bahwa ketiadaan memiliki bobot,” kata Salvatore Garau.
“Oleh karena itu (patung) memiliki energi yang mengembun dan mengubah dirinya menjadi partikel, singkatnya, di dalam kita!” katanya, menyambungkan.
Keputusan Salvatore untuk memamerkan karyanya di ruang tertentu agar dapat menciptakan bentuk bervariasi.
“Ketika saya memutuskan untuk 'memamerkan' patung immaterial di ruang tertentu, patung itu akan memusatkan kuantitas dan kepadatan pemikiran tertentu pada titik yang tepat, menciptakan patung yang dari judul saya saja akan mengambil bentuk yang paling bervariasi,” katanya.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Akui Tujuannya di Italia Telah Tercapai, Tanda Akan Meninggalkan Juventus?
“Lagipula, bukankah kita memberi bentuk pada Dewa yang belum pernah kita lihat?” sambungnya.
Garau menganggap pahatannya yang tak terlihat sebagai metafora yang sempurna di zaman modern saat.
Ini juga tampaknya lebih unggul dari karya seni NFT (non-fungible), karena bukan hanya unik dan tidak mungkin untuk direproduksi, tetapi juga tidak memiliki dampak lingkungan.***