PR BEKASI – Sebanyak kurang lebih 3.300 migran asal Amerika Tengah yang saat ini terdampar di Meksiko dikabarkan mengalami penculikan, pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyerangan.
Diketahui, para migran Amerika Tengah tersebut terdampar di Meksiko sejak Januari karena kebijakan perbatasan Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut diketahui berdasarkan laporan dari kelompok hak asasi manusia Human Rights First (HRF) yang yang dirilis pada Selasa, 22 Juni 2021.
Baca Juga: Covid-19 Masih Tinggi, Presiden Meksiko Minta Warganya Tidak Tukar Kado di Hari Natal
HRF mendokumentasikan kasus-kasus migran dan pencari suaka yang terjebak di Meksiko sejak Presiden AS Joe Biden menjabat pada 20 Januari 2021.
Jumlah kasus penculikan, pemerkosaan, dan perdagangan manusia terhadap migran tersebut telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir dari sekitar 500 insiden yang dicatat pada bulan April menjadi 3.300 pada pertengahan Juni.
Joe Biden telah bergerak untuk membalikkan banyak kebijakan imigrasi yang dibatasi pendahulunya, mantan Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Perkara Simbol Nazi, Volkswagen Putuskan Hubungannya dengan Meksiko
Namun, pemerintahan Joe Biden telah menerapkan kebijakan pengusiran terhadap para migran di perbatasan.