Menteri Palestina Mengundurkan Diri, Buntut Demo Menentang Presiden Mahmoud Abbas

- 28 Juni 2021, 12:20 WIB
Menteri Tenaga Kerja Palestina mengundurkan diri di tengah kisruh unjuk rasa menutut pengunduran diri Presiden Mahmoud Abbas.
Menteri Tenaga Kerja Palestina mengundurkan diri di tengah kisruh unjuk rasa menutut pengunduran diri Presiden Mahmoud Abbas. /Reuters/Ammar Awad

PR BEKASI - Seorang menteri tenaga kerja di Otoritas Palestina dilaporkan akan mengundurkan diri.

Hal itu dikarenakan, selama empat hari ini masih terdapat pengunjuk rasa yang menuntut agar Presiden Mahmoud Abbas mundur.

Dengan demikian Partai Rakyat Palestina sayap kiri memutuskan untuk mundur dari pemerintahan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Fatah.

Baca Juga: Data Mahasiswa Israel Diretas Hacker Pro-Palestina, Nomor Telepon hingga Alamat Rumah Bocor ke Publik

Issam Abu Bakr selaku anggota komite pusat juga mengatakan bahwa alasan menteri tenaga kerja mundur yaitu karena kurangnya pemerintah dalam menghormati hukum dan kebebasan publik.

"Kurangnya menghormati hukum dan kebebasan publik," kata Issam Abu Bakr, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Middle East Eye pada Senin, 28 Juni 2021.

"Itulah kenapa Nasri Abu Jaish, menteri tenaga kerja dan perwakilan Partai Rakyat di pemerintahan, mengundurkan diri," kata Abu Bakr kepada AFP.

Baca Juga: Kritikus Mahmoud Abbas Mati dalam Tahanan, Otoritas Palestina Kerahkan Pasukan Halau Demonstran di Tepi Barat

Pada Minggu malam, pengunjuk rasa menentang pengerahan pasukan keamanan Otoritas Palestina, dan memegang foto-foto aktivis saat mereka berbaris di Tepi Barat.

Sedangkan di Ramallah, pengunjuk rasa menuntut mereka yang bertanggung jawab atas kematian Nizar Banat.

Sementara beberapa pendukung Partai Fatah Abbas berkumpul untuk meneriakkan slogan-slogan yang mendukung presiden.

Baca Juga: Hamas: Otoritas Palestina Halangi Rekonstruksi di Jalur Gaza

Otoritas Palestina telah mengumumkan pembukaan penyelidikan atas kematian Nizar Banat, tetapi tidak banyak membantu untuk meredakan pengunjuk rasa.

Pada Sabtu, pengunjuk rasa di Ramallah melemparkan batu ke pasukan keamanan Palestina dan menyerukan agar Presiden Mahmoud Abbas mundur.

Sedangkan pasukan Otoritas Palestina membalas dengan melepaskan tembakan tabung gas air mata, dengan beberapa orang terluka.

Baca Juga: Palestina Berkabung, Aktivis HAM Nizar Banat Dipukul Hingga Tewas di Sel Tahanan

Di antaranya adalah reporter Middle East Eye, Shatha Hammad, dia dibawa ke rumah sakit setelah dipukul langsung di wajahnya oleh tabung gas air mata.

"Itu disengaja, mereka menargetkan saya secara langsung dan semua jurnalis," kata Hammad.

Dia juga mengatakan bahwa sebelum dia dipukul dengan tabung gas, petugas telah melemparkan batu ke arahnya.

Baca Juga: Wilayah Palestina Terancam Hilang, Israel Siap Bangun 31 Pemukiman Ilegal di Tepi Barat

Selain itu, tiga wartawan lainnya juga terluka dalam tindakan keras tersebut.

Serikat wartawan Palestina juga mengutuk atas serangan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina terhadap wartawan yang sedang meliput.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Eye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x