PR BEKASI – Mantan kapten tim nasional sepakbola perempuan Afghanistan, Khalida Popal mendesak para pemain untuk menghapus media sosial, menghapus identitas publik dan membakar perlengkapan sepakbola mereka.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan demi keselamatan para atlet sepakbola perempuan Afghanistan setelah negara itu kembali berada di bawah kekuasaan Taliban.
Khalida Popal yang saat ini tinggal di Kopenhagen, Denmark tersebut mengatakan pada Rabu, 18 Agustus 2021 bahwa Taliban telah membunuh, memperkosa, dan merajam perempuan di masa lalu
Hal tersebut membuat para atlet sepakbola perempuan takut dengan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Salah satu pendiri liga sepak bola perempuan Afghanistan tersebut mengatakan dia selalu menggunakan suaranya untuk mendorong perempuan muda untuk berdiri kuat, menjadi berani, untuk terlihat tapi sekarang dia memiliki pesan yang berbeda.
“Saya saat ini berdiri dan melakukan segala kemungkinan untuk mencapai dan mendapatkan identitas itu sebagai pemain tim nasional perempuan,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia, Kamis, 19 Agustus 2021.
Selama periode pertama pemerintahan mereka pada 1996-2001m Taliban telah melarang para perempuan bekerja dan pergi ke sekolah.
Baca Juga: Dewan Ulama Taliban Akan Putuskan Hak Bekerja, Berpendidikan, dan Berpakaian Perempuan Afghanistan