PR BEKASI – Para ilmuwan telah menemukan titik kritis yang memicu periode perubahan iklim paling ekstrim di Bumi sekitar 55 juta tahun yang lalu.
Penemuan terobosan ini menantang asumsi sebelumnya tentang apa yang disebut Paleocene-Eocene Thermal Maximum (PETM) yang merupakan salah satu periode pemanasan global paling ekstrim dalam sejarah Bumi.
Sampai sekarang, para ilmuwan percaya PETM diperburuk oleh aktivitas vulkanik yang intens yang membuang sejumlah besar karbon dioksida (CO2) ke atmosfer.
Baca Juga: China Kembangkan Teknologi Pengatur Cuaca di Tengah Krisis Iklim Global, Haruskah Kita Khawatir?
Namun pemicu di balik periode 150 tahun perubahan iklim ekstrim tersebut tetap menjadi misteri.
Penelitian baru yang dilakukan di University of Exeter kini telah mengidentifikasi kadar merkuri yang meningkat dalam sampel batuan yang dikumpulkan dari Laut Utara.
Merkuri, yang telah terdeteksi sebelum PETM dimulai, mungkin disebabkan oleh aktivitas vulkanik yang ekstensif.
Baca Juga: Krisis Iklim Semakin Serius, Zero Hour: Bukan hanya Virus Corona yang Semakin Mengerikan
Lebih penting lagi, penelitian ini telah mengidentifikasi penurunan tajam kadar merkuri pada tahap awal PETM.