Taliban Wajibkan Mahasiswa Perempuan Pakai Niqab di Universitas, Pisahkan Kelas dengan Laki-Laki

- 6 September 2021, 08:20 WIB
Taliban wajibkan mahasiswa perempuan untuk menggunakan abaya dan niqab selama belajar di universitas.
Taliban wajibkan mahasiswa perempuan untuk menggunakan abaya dan niqab selama belajar di universitas. /Reuters

PR BEKASI – Mahasiswa perempuan di Afghanistan diwajibkan oleh Taliban untuk mengenakan abaya dan niqab yang menutupi sebagian besar wajah

Tak hanya itu, Taliban juga akan memisahkan kelas berdasarkan jenis kelamin, atau setidaknya dibatasi oleh tirai.

Dalam dokumen panjang yang dikeluarkan oleh otoritas pendidikan Taliban, mereka juga memerintahkan agar mahasiswa perempuan hanya diajar oleh dosen perempuan.

Baca Juga: Taliban Tertipu, Pasukan Inggris Berhasil Menyamar dengan Burqa saat Kabur dari Afghanistan

Akan tetapi, bila tidak ada perempuan yang mumpuni menjadi dosen, maka dosen laki-laki tua yang berkarakter baik bisa mengajar mereka.

Dekrit yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Taliban itu berlaku untuk perguruan tinggi dan universitas swasta, yang telah menjamur sejak pemerintahan pertama Taliban berakhir pada 2001.

Selama periode itu, perempuan sebagian besar dikeluarkan dari pendidikan karena aturan tentang kelas sesama jenis dan desakan mereka harus ditemani oleh kerabat laki-laki setiap kali mereka meninggalkan rumah.

Baca Juga: Janji Berubah, Petinggi Taliban Akan Bentuk Pemerintahan Inklusif di Afghanistan

Tidak ada perintah bagi perempuan untuk mengenakan burqa dalam peraturan baru yang dikeluarkan Sabtu, 4 September 2021 malam, tetapi niqab secara efektif menutupi sebagian besar wajah, hanya menyisakan mata yang terbuka.

Dalam beberapa tahun terakhir, burqa dan niqab sebagian besar telah menghilang dari jalan-jalan Kabul, tetapi terlihat lebih sering di kota-kota kecil.

Keputusan tersebut muncul saat universitas swasta bersiap untuk memulai pembelajarannya kembali pada Senin, 6 September 2021.

Baca Juga: Wanita Afghanistan Sebut Taliban Haruskan Mereka Pakai Cadar, Penjualan Burqa Laku Keras

"Universitas diharuskan merekrut dosen perempuan untuk mahasiswa perempuan berdasarkan fasilitas mereka," isi keputusan itu, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia.

Sementara perempuan sekarang harus belajar secara terpisah, mereka juga harus mengakhiri pelajaran mereka lima menit lebih awal dari laki-laki untuk menghentikan mereka berbaur di luar.

Mereka kemudian harus tinggal di ruang tunggu sampai rekan pria mereka meninggalkan gedung.

Baca Juga: Rusia Ingin Pertahankan Hubungan dengan Afghanistan, Vladimir Putin: Semoga Taliban Beradab

"Praktiknya, ini adalah rencana yang sulit, kami tidak memiliki cukup instruktur atau kelas perempuan untuk memisahkan para gadis," kata seorang profesor universitas yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

"Tetapi fakta bahwa mereka mengizinkan anak perempuan bersekolah dan universitas adalah langkah positif yang besar," tambahnya.

Sebelumnya, Taliban telah berjanji untuk lebih akomodatif daripada selama tugas pertama mereka berkuasa.

Baca Juga: Qatar Desak Negara-Negara di Dunia Berhenti Isolasi Taliban

Mereka telah menjanjikan pemerintahan yang lebih inklusif yang mewakili susunan etnis Afghanistan yang kompleks meskipun perempuan tidak mungkin dimasukkan di pemerintahan.

Selama 20 tahun terakhir, tingkat penerimaan universitas telah meningkat secara dramatis sejak Taliban berkuasa terakhir, terutama di kalangan perempuan.

Sebelum Taliban berkuasa sejak bulan lalu, perempuan belajar bersama pria dan menghadiri seminar dengan dosen pria.

Baca Juga: Perempuan Afghanistan Bersatu Gelar Protes Tuntut Hak di Bawah Taliban: Kami Tidak Takut!

Tetapi, rentetan serangan mematikan di pusat-pusat pendidikan dalam beberapa tahun terakhir memicu kepanikan.

Taliban membantah berada di balik serangan itu, beberapa di antaranya diklaim oleh cabang lokal kelompok ISIS.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x