Demi Tumbuh Tinggi, Bocah 130 Kg di China Dipaksa Ibunya Lompat Tali 3.000 kali Sehari, Berakhir Tragis

- 12 September 2021, 09:12 WIB
Ilustrasi loncat tali. Bocah di China dipaksa melakukan loncat tali sebanyak 3.000 kali sehari demi tumbuh ke atas alias badan tinggi.
Ilustrasi loncat tali. Bocah di China dipaksa melakukan loncat tali sebanyak 3.000 kali sehari demi tumbuh ke atas alias badan tinggi. /Pexels/ Cottonbro/Pexels

PR BEKASI - Bocah 13 tahun asal China dipaksa oleh ibunya sendiri untuk melakukan olahraga lompat tali sebanyak 3.000 kali sehari.

Sang ibu percaya dengan melakukan lompat tali sebanyak 3.000 kali sehari, putrinya dapat  tumbuh tinggi dan memiliki postur tubuh ideal.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Oddity Central, alih-alih badan tinggi, bocah perempuan bernama Yuanyuan itu malah mengalami cedera parah di lututnya.

Baca Juga: Joe Biden Khawatir China Akan Ledakan Aset Ruang Angkasa AS Jika Pecah Konflik 

Media China melaporkan bocah itu mengalami traksi apophysitis dari tuberkulum tibialis.

Apophysis sendiri adalah lempeng pertumbuhan, suatu area tulang yang berlokasi pada area tulang tumbuh yang membantu percepatan tinggi badan anak-anak dan remaja.

Inilah yang diduga, yang hendak dimaksimalkan oleh sang ibu dengan program yang ia lakukan agar putrinya tumbuh ke atas.

Setelah menjalani program lompat tali 3.000 sehari selama 3 bulan, Yuanyuan yang tinggal di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, tak kuasa menahan sakit di lututnya.

Baca Juga: Taliban Umumkan Pemerintahan Baru, China Beri Bantuan Rp440 Miliar dan Vaksin Covid-19 ke Afghanistan 

Namun ibunya menuduh bocah tersebut malas dan baru dibawa ke dokter setelah gejalanya memburuk.

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter mengesampingkan cedera meniskus tetapi memperingatkan ibu bahwa olahraga berlebihan dapat menyebabkan cedera serius pada anak.

Ibunya mengatakan kepada dokter bahwa dia khawatir putrinya Yuanyuan tidak akan tumbuh cukup tinggi, jadi dia memutuskan untuk membantunya dengan membuat olahraga lompat tali 1.000 kali setiap hari.

Namun hingga akhir remaja awal, Yuanyuan hanya memiliki tinggi 1,58 meter dan beratnya 120 kilogram  jadi ibunya berpikir bahwa dia tetap bisa menggunakan latihan tersebut.

Baca Juga: China dan Taliban Makin Mesra, Beijing Siap Beri Dana Rp441 Miliar untuk Afghanistan 

Namun berat badan yang berlebihan hanya memperburuk lompatan sang gadis untuk persendiannya.

Wanita itu percaya bahwa pada usianya, bocah itu masih memiliki kesempatan untuk tumbuh setidaknya dua sentimeter lagi, dan dia telah mendengar bahwa melompat dapat membantu anak-anak melakukan hal itu.

“Meskipun dia baru saja mendapatkan menstruasi pertamanya, apophysis belum sepenuhnya tertutup," kata ibu Yuanyuan
 
"Jika dia bisa memanfaatkan kesempatan tahun lalu ini, dia masih bisa tumbuh setidaknya 1,6 meter. Selain itu, lebih banyak olahraga juga dapat membantunya menurunkan berat badan. Saya ingin dia lebih tinggi dan lebih kurus, jadi dia terlihat lebih cantik, ” sambungnya.

Baca Juga: Dukung Pemerintahan Baru Afghanistan, Joe Biden Sebut China Akan Coba Buat Kesepakatan dengan Taliban 

Ibu Yuanyuan merasa waktunya hampir habis dan dia tidak dapat melihat hasil apa pun dalam hal penambahan tinggi badan.

Oleh karena itu, sejak awal liburan musim panas, ibunya meningkatkan rutinitas lompat tali harian gadis itu dari 1.000 menjadi 3.000.

Anak berusia 13 tahun itu diharuskan melakukan 1.000 lompatan di pagi hari, 1.000 lompatan lagi di siang hari, dan 1.000 lompatan di malam hari. Setelah tiga bulan, lompatan yang berlebihan mulai membebani lututnya.

Dokter memperingatkan para orang tua bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti olahraga, tidur, nutrisi, suasana hati, genetika, dan berbagai faktor lainnya, dokter menekankan bahwa olahraga saja tidak bisa menjamin anak tumbuh ke atas.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah