KTT PBB di Skotlandia Terancam Gagal, Banyak Negara Tak Lagi Percaya

- 17 September 2021, 08:09 WIB
Pertemuan PBB yang membahas perubahan iklim di Skotlandia terancam gagal karena adanya ketidakpercayaan negara maju dan negara berkembang.
Pertemuan PBB yang membahas perubahan iklim di Skotlandia terancam gagal karena adanya ketidakpercayaan negara maju dan negara berkembang. /REUTERS/Abdelaziz Boumzar

PR BEKASI – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perubahan iklim akhir tahun ini di Glasgow, Skotlandia terancam gagal.

Pasalnya, ada ketidakpercayaan antara negara maju dan berkembang dan kurangnya tujuan ambisius di antara beberapa negara berkembang sehingga KTT tersebut terancam gagal.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres pada Rabu, 15 September 2021.

Baca Juga: Satu Bulan Taliban Berkuasa, PBB Ungkap 38 Juta Warga Afghanistan Rentan Alami Kemiskinan pada 2022

"Saya percaya bahwa kita berisiko tidak berhasil dalam COP26," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Jumat, 17 September 2021.

KTT COP26 PBB di Skotlandia bertujuan untuk memeras aksi iklim yang jauh lebih ambisius, dan uang yang menyertainya dari para peserta di seluruh dunia.

“Masih ada tingkat ketidakpercayaan, antara utara dan selatan, negara maju dan berkembang, yang perlu diatasi,” kata Antonio Guterres.

Baca Juga: Hasilkan Rp28 Ribu Sehari, PBB Ungkap Anak Usia 5 Tahun di Afghanistan Akan Alami Gizi Buruk di Tahun 2022

“Kami berada di ambang jurang dan ketika Anda berada di ambang jurang, Anda harus sangat berhati-hati tentang apa langkah selanjutnya. Dan langkah selanjutnya adalah COP26 di Glasgow,” tambahnya.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh berbagai badan PBB pada Kamis, 16 September 2021 menyatakan laju perubahan iklim belum diperlambat oleh pandemi global Covid-19, dan dunia tetap tertinggal dalam perjuangannya untuk mengurangi emisi karbon.

Sekarang ada kemungkinan 40 persen bahwa suhu global rata-rata dalam satu dari lima tahun ke depan akan setidaknya 1.5 celsius lebih hangat daripada tingkat pra-industri.

Baca Juga: Komisioner HAM PBB Sebut Taliban Bohong Soal Amnesti Pelayanan Publik hingga Hak-hak Perempuan Afghanistan

Pada Senin, 20 September 2021 Sekjen PBB dan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akan menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin dunia di sela-sela minggu tingkat tinggi tahunan Majelis Umum PBB.

Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk membangun peluang keberhasilan pada konferensi iklim yang diadakan dari 31 Oktober 2021 hingga 12 November 2021.

"Tujuan saya dan alasan mengapa kami mengadakan pertemuan pada hari Senin adalah untuk membangun kepercayaan, untuk memungkinkan semua orang memahami bahwa kita semua perlu berbuat lebih banyak," kata Antonio Guterres.

Baca Juga: Demi Hindari Jutaan Kematian di Afghanistan, PBB Minta Taliban Dialog dengan Masyarakat Dunia

“Kita membutuhkan beberapa negara berkembang untuk bekerja lebih keras dan lebih ambisius dalam pengurangan emisi udara,” tambahnya.

Pertemuan hari Senin yang akan berlangsung secara virtual dan tatap muka akan ditutup untuk memungkinkan diskusi yang jujur dan terbuka tentang bagaimana memberikan kesuksesan di Skotlandia.

“Hingga saat ini, saya belum melihat cukup komitmen negara maju untuk mendukung negara berkembang dan memberikan porsi yang berarti dari dukungan itu untuk kebutuhan adaptasi,” kata Sekjen PBB.

Baca Juga: Eks Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Bantah Kabur dengan Uang Jutaan Dolar, Tantang PBB Buktikan Klaimnya

Negara-negara berkembang cenderung menjadi yang paling rentan terhadap dampak iklim yang mahal dan sumber daya yang paling sedikit untuk menghadapinya.

Selama bertahun-tahun, mereka telah berjuang untuk mendapatkan dana guna membantu mereka mempersiapkan diri menghadapi perubahan iklim yang dijanjikan negara-negara kaya pada 2009.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x