Taliban Tetapkan Aturan Baru soal Pakaian, Perempuan Afghanistan Malah Pamer Foto dengan Busana Tradisional

- 17 September 2021, 12:01 WIB
Sejumlah perempuan Afghanistan galakkan kampanye online soal pakaian sebagai bentuk perlawanan pada Taliban.
Sejumlah perempuan Afghanistan galakkan kampanye online soal pakaian sebagai bentuk perlawanan pada Taliban. /The Guardian/Dok. Twitter

PR BEKASI - Sejumlah perempuan Afghanistan melakukan aksi protes terhadap aturan pakaian yang ditetapkan oleh Taliban.

Sebelumnya, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mewajibkan setiap perempuan Afghanistan untuk menutup aurat dengan pakaian syar'i.

Selain busana muslimah, pakaian syar'i yang biasa dikenakan di Afghanistan adalah burqa.

Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Olahraga, Pemain Sepak Bola Wanita Tinggalkan Afghanistan

Kendati demikian, sejumlah perempuan Afghanistan di kota-kota besar melakukan aksi protes.

Aksi protes tersebut juga digaungkan melalui media sosial dengan meramaikan tagar #DoNotTouchMyClothes.

Dalam kampanye online tersebut, sejumlah perempuan tampil berani tanpa mengenakan jilbab.

Baca Juga: Menlu Belanda Mundur dari Jabatannya, Dianggap Gagal Urus Evakuasi Pengungsi Afghanistan

Beberapa perempuan Afghanistan diketahui membagikan foto mereka dengan pakaian tradisional berwarna-warni di media sosial.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian, aksi protes tersebut dilakukan perempuan Afghanistan dalam rangka mencegah pembatasan kebebasan berekspresi.

Adapun aksi kampanye online ini digagas oleh sejarawan dan pakar gender Afghanistan Dr. Bahar Jalali.

Baca Juga: Lari dari Taliban, Bocah 17 Tahun Afghanistan Ini Tewas Tergilas Roda Pesawat Terbang

Kampanye online ini disambut baik oleh Peymana Assad, warga Afghanistan pertama yang terpilih untuk jabatan publik di Inggris.

Peymana Assad mengunggah foto dirinya dengan mengenakan pakaian warna-warni tradisional melalui akun Twitter-nya.

"Ini adalah budaya Afghanistan. Pakaian tradisional," ucapnya.

Baca Juga: Nasib Ratusan Diplomat Afghanistan di Luar Negeri Hadapi Ketidakpastian, Kehabisan Uang hingga Protes Taliban

Menurut seorang mahasiswa Universitas Kabul, Samira, aksi ini adalah bentuk perlawanan kepada Taliban.

"Taliban sudah mulai membatasi kebebasan perempuan," katanya.

Samira mengatakan, perlawanan dengan taruhan nyawa ini lebih baik dilakukan daripada dibungkam Taliban.

"Meskipun mempertaruhkan hidup saya, lebih baik daripada dibungkam," ujarnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x