Suhu Bumi Naik 2.7 Celsius Akibat Perubahan Iklim, PBB: Manusia Sedang Berada di Jalur Bencana

- 18 September 2021, 10:40 WIB
PBB mengatakan Bumi sedang berada di jalur bencana akibat ancaman kenaikan suhu hingga 2.7 celsius yang disebabkan oleh perubahan iklim.
PBB mengatakan Bumi sedang berada di jalur bencana akibat ancaman kenaikan suhu hingga 2.7 celsius yang disebabkan oleh perubahan iklim. /pixabay.com/j_lloa

PR BEKASI – Sekjen PBB, Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa kegagalan mengurangi emisi global membuat dunia berada pada jalur bencana menuju kenaikan suhu sebesar 2.7 celsius.
 
Sebuah laporan PBB tentang janji emisi 191 negara menemukan bahwa mereka tidak akan memenuhi ambisi perjanjian iklim Paris 2015 untuk membatasi perubahan iklim yang disebabkan manusia hingga 1.5 celsius di atas suhu pra-industri.
 
Hal tersebut dikatakannya dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 17 September 2021, hanya beberapa minggu sebelum pembicaraan genting di KTT COP26 pada bulan November yang bertujuan untuk memperlambat perubahan iklim yang lebih ambisius.

Baca Juga: Bank Dunia Prediksi 200 Juta Imigran Muncul pada 2050 Akibat Perubahan Iklim 

“Sebaliknya, itu menunjukkan dunia berada di jalur bencana menuju kenaikan sugu 2.7 celsius", katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Sabtu, 18 September 2021.
 
Analisis PBB yang baru mengatakan bahwa di bawah janji negara-negara saat ini, emisi global akan menjadi 16 persen lebih tinggi pada tahun 2030 daripada pada tahun 2010.
 
Angka tersebut jauh dari pengurangan 45 persen pada tahun 2030 yang menurut para ilmuwan diperlukan untuk mencegah bencana perubahan iklim.
 
“Tanpa komitmen yang lebih ambisius, kenaikan suhu global bisa mencapai 2.7 celsius di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini,” kata PBB.

Baca Juga: Arus Jet Atlantik Utara Terancam Rusak oleh Perubahan Iklim, Bencana Alam Akan Lebih Sering Terjadi

Itu akan melepaskan efek bencana yang jauh lebih dahsyat di Bumi mulai dari banjir bandang, kebakaran hutan hingga badai.
 
“Secara keseluruhan angka emisi gas rumah kaca bergerak ke arah yang salah. Itu tidak cukup, apa yang kita miliki di atas meja," kata kepala iklim PBB Patricia Espinosa.
 
Espinosa mengatakan dia telah menerima sinyal yang sangat positif dalam pembicaraan dengan beberapa negara bahwa komitmen baru akan tiba sebelum KTT COP26 di Glasgow, tanpa menyebutkan nama apapun.
 
Amerika Serikat dan 27 negara Uni Eropa yang merupakan penghasil emisi terbesar kedua dan ketiga di dunia setelah China, termasuk di antara mereka yang menetapkan target pengurangan emisi yang lebih ketat tahun ini.

Baca Juga: Perubahan Iklim Semakin Parah, PBB: Ini Akan Memperburuk Konflik di Seluruh Dunia

Negara-negara yang bertanggung jawab atas sekitar setengah emisi dunia belum melakukannya. China, India, dan Arab Saudi termasuk di antara mereka.
 
Brasil dan Meksiko mengajukan janji terbaru yang menurut para analis akan menyebabkan emisi yang lebih tinggi daripada target negara-negara tersebut sebelumnya.
 
Presiden COP26 Alok Sharma mengatakan bahwa tanpa tindakan dari semua negara terutama ekonomi terbesar, upaya ini berisiko sia-sia.
 
Negara-negara termasuk India mengatakan mereka tidak dapat mengurangi emisi lebih cepat kecuali mereka menerima lebih banyak dukungan dari negara-negara kaya untuk berinvestasi dalam energi dan industri rendah karbon.

Baca Juga: Perubahan Iklim Memburuk, Badai Petir Semakin Sering Terjadi di India dan Tewaskan Banyak Orang 

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi mengatakan kemungkinan negara-negara kaya kehilangan tujuan untuk menyumbangkan ratusan miliar dolar pada 2020 untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim.
 
PBB mengatakan akan menerbitkan laporan lain pada 25 Oktober 2021, menilai setiap janji iklim baru yang dibuat negara-negara sebelum 12 Oktober 2021.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x