Beralasan Tradisi dan Budaya, 1.428 Lumba-lumba di Kepulauan Faroe Dibantai dalam Sehari

- 18 September 2021, 17:38 WIB
Pembantaian massal terhadap sekitar 1.428 lumba-lumba di Kepulauan Faroe di Skotlandia dan Islandia menjadi perhatian dunia.
Pembantaian massal terhadap sekitar 1.428 lumba-lumba di Kepulauan Faroe di Skotlandia dan Islandia menjadi perhatian dunia. /Tangkapan layar NTD

PR BEKASI - Pembantaian massal lumba-lumba saat ini masih marak terjadi.

Hanya dalam satu hari, tercatat sebanyak 1.428 lumba-lumba dibantai di Kepulauan Faroe.

Perburuan lumba-lumba di Kepulauan Faroe menjadi sorotan dunia.

Baca Juga: Inilah Alasan Dua Pemuda Bawa Lumba-lumba Terdampar di Pantai NTB Naik Sepeda Motor

Pasalnya, perburuan lumba-lumba tersebut memecahkan rekor penangkapan hewan terbanyak sepanjang masa.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Instagram @indoflashlight, ternyata pembantaian itu tak hanya terjadi di tahun ini saja.

Ahli biologi kelautan dari Kepulauan Faroe mengatakan bahwa tahun-tahun sebelumnya pembantaian lumba-lumba juga terjadi.

Baca Juga: Viral Video Lumba-lumba Terdampar Dibawa Naik Motor, Diduga Hendak Dijual ke Pasar

Pada tahun 1879, sebanyak 900 ekor lumba-lumba dibantai, 856 ekor pada tahun 1873, 854 ekor pada tahun 1938.

Selain itu, 10 ekor pada tahun 2019, dan 35 ekor pada tahun 2020.

Lebih miris lagi, ternyata bukan hanya lumba-lumba saja yang dibantai. Hewan lain seperti paus juga kerap menjadi korban.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 Lumba-lumba Berkulit Pink Kembali Muncul ke Permukaan Laut, Pertanda Apa?

Pembantaian tersebut terjadi saat satwa ini digiring dari tengah laut ketika migrasi, kemudian dibantai setelah menepi ke pinggir pantai.

Lumba-lumba kerap dibantai dengan tombak dan pisau secara massal.

Lalu, tubuh lumba-lumba ditarik ke darat dan dibagikan kepada penduduk setempat untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Pagi Ini, Lumba-lumba dan Orang Utan Dilindungi Nyaris Diperjual Belikan di Pasar Gelap

Pemandangan laut darah pun menjadi hal biasa di Kepulauan Faroe karena pembantaian tersebut.

Alasan perburuan lumba-lumba dan paus adalah cara berkelanjutan untuk mengumpulkan makanan dari alam dan bagian penting dari identitas budaya Faroe.

Dunia yang mengetahui hal tersebut sejak lama mengecam aksi pembantaian pada mamalia tersebut.

Hal tersebut beralasan tradisi dan budaya, bahkan anak kecil pun diikutsertakan dalam perburuan kejam ini.***

Editor: Elfrida Chania S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x