PR BEKASI - Sejumlah ilmuwan Singapura dari Nanyang Technological University (NTU) menciptakan perban antibakteri dari limbah kulit durian.
Ternyata hal tersebut terinspirasi dari kegelisahan para ilmuwan akan limbah kulit durian. Sebab warga Singapura per tahunnya dapat mengonsumsi hampir 12 juta durian.
Professor William Chen merupakan direktur program ilmu dan teknologi pangan di NTU. Dari kegelisahan tersebut para ilmuwan mencari cara untuk mengolah kulit durian.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu, 4 Agustus 2021: Aries dan Taurus, di Awal Bulan Dapat Durian Runtuh, Kok Bisa?
"Di Singapura, kami mengonsumsi 12 juta durian per tahun. Jadi selain dagingnya, kami tidak bisa memanfaatkan kulit dan biji durian, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan," tutur Professor William Chen dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Senin, 20 September 2021.
Kemudian seorang pedagang grosiran durian mengatakan setiap hari ia dapat menghasilkan limbah kulit durian sebanyak 30 peti atau sekitar 1.800 Kg.
Biasanya limbah kulit durian dibuang dan dibakar, namun hal ini menimbulkan polusi udara dan berdampak merusak lingkungan. Sedangkan kulit durian adalah bagian yang mengisi komposisi durian, hingga setengahnya.
Baca Juga: Durian Dijual Rp1,7 juta, Bukan Karena Langka Tapi Jatuh Menimpa Mobil
Akhirnya para ilmuwan NTU menjadikan kulit durian tersebut menjadi perban antibakteri dengan mengekstrak bubuk selulosa dari kulit buah, kemudian ditiriskan dan dikeringkan.