Utang Negara Menumpuk, AS Terancam Kehabisan Uang dalam Beberapa Minggu

- 20 September 2021, 16:02 WIB
Uang negara AS diperkirakan habis dalam beberapa minggu kedepan akibat utang negara yang menumpuk pada kepemimpinan Presiden Joe Biden.
Uang negara AS diperkirakan habis dalam beberapa minggu kedepan akibat utang negara yang menumpuk pada kepemimpinan Presiden Joe Biden. /REUTERS/Jose Luis Gonzalez

PR BEKASI – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden telah diperingatkan utang negara yang saat ini menumpuk akan menghabiskan uang negara dalam beberapa minggu kedepan.

Sampai pertengahan Oktober 2021 nanti, utang AS diprediksi akan meningkat hingga 28.5 triliun dolar atau senilai Rp407 miliar.

Departemen Keuangannya AS mungkin tidak dapat membayar tagihan utang negara sebesar itu.

Baca Juga: Militer AS Sebut Serangan Drone di Afghanistan Kesalahan, Pentagon Pertimbangkan untuk Perbaiki Keadaan

Sebuah rencana sedang dipertimbangkan oleh ketua DPR AS, Nancy Pelosi dan pemimpin mayoritas Senat, Chuck Schumer yang melibatkan penangguhan plafon utang melewati pemilihan paruh waktu 2022.

Hal tersebut tercantum dalam undang-undang sementara yang akan membuat Pemerintah AS didanai hingga awal Desember 2021.

Rencana untuk meringankan hutan tersebut akan mengakibatkan Partai Republik berani memblokir pendanaan sementara dengan filibuster dan mencegahnya menerima 60 suara yang diperlukan untuk melewati Senat.

Baca Juga: Squid Game Dituduh Jiplak Film Jepang As the Gods Will, Sutradara Angkat Bicara

Ini akan mengakibatkan penutupan Pemerintah pada 1 Oktober 2021, membuat AS tidak dapat membayar tagihan utang mereka.

AS hampir selalu menghindari default pada utang, dan kemungkinan beberapa resolusi dapat dibuat antara sekarang dan nanti.

Tetapi para ekonom telah mengeluarkan peringatan bahwa setiap kegagalan untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang ketika dikaitkan dengan ukuran pendanaan sementara akan menjadi bencana besar.

Baca Juga: Christ Wamea Tak Terima Dokter AS Sebut Ulama Bisa Lebih Bahaya dari Covid-19: Kok Ini Orang Berani Sekali?

Itu berarti AS tidak akan mampu memenuhi kewajiban utang negara di tengah-tengah pemerintah federal yang berpotensi non-fungsional.

Pertikaian semakin cepat setelah Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan utang negara akan menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki bagi perekonomian dan menghabiskan uang negara.

"Setelah semua tindakan yang tersedia dan uang tunai sepenuhnya habis, AS tidak akan dapat memenuhi kewajibannya untuk pertama kalinya dalam sejarah kita," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Senin, 20 September 2021.

Baca Juga: Tak Terima Rambut Putrinya Dipotong Tanpa izin, Ayah di AS Gugat Sekolah dan Tuntut hingga Rp14 Miliar

“Pada saat keluarga, komunitas, dan bisnis AS masih menderita akibat dampak pandemi global yang sedang berlangsung, akan sangat tidak bertanggung jawab untuk menempatkan kepercayaan penuh dan utang AS dalam risiko,” tambahnya.

Diketahui, dalam masa pemerintahan Joe Biden kini, AS hampir mencapai tagihan utangnya untuk tahun ini, mengeja potensi penurunan ekonomi.

Padahal, selama ini AS dikenal sebagai negara yang selalu membanggakan kekuatan ekonominya dan untuk waktu yang lama menjadi negara terkaya di dunia.

Baca Juga: AS, Inggris dan Australia Bentuk Aliansi Bikin Kapal Selam Nuklir Lawan China, Perang Dunia 3 Makin Dekat?

Utang tersebut telah digunakan oleh Joe Biden untuk membayar infrastruktur, pengasuhan anak, pendidikan, perawatan kesehatan, dan perang melawan perubahan iklim.

Hal tersebut kemungkinan akan menawarkan lebih banyak bantuan kepada keluarga berpenghasilan rendah dan menengah.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x