Taliban Larang Perempuan Bekerja, Jurnalis Perempuan di Afghanistan Terancam Punah

- 21 September 2021, 06:02 WIB
Taliban larang perempuan bekerja, profesi jurnalis perempuan terancam punah.
Taliban larang perempuan bekerja, profesi jurnalis perempuan terancam punah. /Twitter/@shabnamdawran

PR BEKASI - Jurnalis perempuan Afghanistan dilaporkan terancam punah di bawah kekuasaan Taliban.

Seperti yang diketahui, Taliban mengambil alih kekuasaan pemerintahan Afghanistan pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.

Ancaman punahnya jurnalis perempuan Afghanistan ini mengacu pada larangan bekerja untuk perempuan yang disampaikan oleh senior Taliban, Waheedullah Hashimi.

Baca Juga: Murid Perempuan di Afghanistan Terancam Putus Sekolah, Akui Was-was dengan Kebijakan Taliban

"Kami telah berjuang selama hampir 40 tahun untuk membawa sistem hukum syariah ke Afghanistan.

"Syariah tidak mengizinkan laki-laki dan perempuan berkumpul dan duduk bersama di bawah satu atap," katanya.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Arabiya, hanya 100 dari 700 jurnalis perempuan Afghanistan yang dilaporkan masih aktif bekerja.

Baca Juga: Afghanistan Kekurangan Uang, Taliban Incar Harta Karun Baktria Peninggalan Masa Kuno

Angka tersebut diperoleh berdasarkan survei Reporters Without Borders (RSF) pada pertengahan bulan September 2021.

Menurut survei yang dilakukan oleh RSF dan organisasi mitra Pusat Perlindungan Jurnalis Perempuan Afghanistan, dari 510 perempuan yang pernah bekerja untuk 8 media, hanya 76 orang yang masih aktif bekerja.

Sekretaris Jenderal RSF Christope Deloire mengatakan, ancaman punahnya jurnalis perempuan Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban adalah isu utama yang disoroti.

Baca Juga: Taliban Umumkan Sekolah Kembali Dibuka, Hanya untuk Murid Laki-laki

"Sebagian besar jurnalis perempuan telah dipaksa berhenti bekerja di provinsi Afghanistan," ucapnya.

Sebelumnya, presenter TV perempuan Afghanistan Shabnam Dawran mengaku dilarang bekerja oleh Taliban.

Kisah pilu tersebut dibagikan Shabnam Dawran melalui akun media sosialnya pada Agustus 2021 lalu.

Baca Juga: Sebulan Berkuasa, Taliban Larang Siswi Perempuan SMP-SMA Afghanistan Kembali Sekolah

"Walaupun saya mendengar aturan baru Taliban, saya tetap berkeras untuk pergi bekerja. Akan tetapi, pasukan Tliban tak memberi izin," tuturnya.

Oleh karena itu, Shabnam meminta kepada pemerintah global agar memerhatikan nasib perempuan di bawah kekuasaan Taliban.

"Saya meminta dunia untuk membantu saya karena hidup saya dalam bahaya," ujarnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x