Media Asing Soroti Sikap Pemerintah Indonesia soal Perubahan Status Komodo yang Terancam Punah

- 22 September 2021, 08:08 WIB
Media asing asal Singapura, Channel News Asia soroti Pemerintah Indonesia terkait perubahan status Komodo menjadi hewan terancam punah.
Media asing asal Singapura, Channel News Asia soroti Pemerintah Indonesia terkait perubahan status Komodo menjadi hewan terancam punah. /Pixabay/Jane Francisca/

PR BEKASI – Media asing asal Singapura, Channel News Asia soroti Pemerintah Indonesia terkait perubahan status Komodo yang menjadi hewan terancam punah.

Awal bulan ini, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengubah status komodo dari hewan yang rentan menjadi terancam punah.

Diketahui, saat ini hanya ada sekitar 3.000 komodo di alam liar dan IUCN mengatakan dampak perubahan iklim merupakan ancaman bagi hewan langka tersebut.

Baca Juga: Komodo Masuk Daftar Merah Hewan Terancam Punah, Terancam Hilang Akibat Risiko Kenaikan Air Laut

Kegiatan manusia seperti penebangan hutan untuk membuka jalan bagi proyek Jurassic Park di Taman Nasional Komodo juga dapat mengancam habitat dan keberadaan Komodo.

Dengan pernyataan IUCN tersebut, penduduk setempat telah meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali proyek pembangunan Jurassic Park yang sedang berlangsung dan lebih memperhatikan perlindungan lingkungan.  

Pemerintah Indonesia di sisi lain mengatakan IUCN mengakui bahwa Komodo di Taman Nasional Komodo dilindungi dengan baik.

Baca Juga: Setuju dengan UNESCO, Politisi PKS Minta Pemerintah Hentikan Pembangunan Jurassic Park di TN Komodo

“Mereka berdalih proyek Jurassic Park hanya dimaksudkan untuk meningkatkan fasilitas lama,” tulis mereka, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia, Rabu, 22 September 2021.

Pengumuman IUCN muncul setelah sebuah makalah peer-review menekankan bahwa pemanasan global akan mempengaruhi komodo. Oleh karena itu, diperlukan tindakan konservasi yang mendesak untuk menyelamatkan mereka dari kepunahan.

Organisasi itu mengatakan kenaikan suhu global dan permukaan laut sebagai akibat dari perubahan iklim diperkirakan akan mengurangi habitat yang cocok bagi komodo setidaknya 30 persen dalam 45 tahun ke depan.

Baca Juga: UNESCO Desak Pemerintah Hentikan Proyek TN Komodo, Susi Pudjiastuti: Sadar Yok, Sebelum Ditertawakan Dunia

Kurator herpetologi Evy Arida, yang telah meneliti Komodo secara ekstensif, mengatakan klasifikasi IUCN dibenarkan mengingat jumlah Komodo.

“Status terancam punah ini merupakan peringatan agar Indonesia tidak menganggap serius satwa endemiknya,” katanya.

“Kita juga harus ingat bahwa perubahan iklim tidak hanya mengancam satu spesies, tapi ada juga hewan lain,” tambahnya.

Baca Juga: UNESCO Desak Pemerintah Hentikan Proyek TN Komodo, Susi Pudjiastuti: Sadar Yok, Sebelum Ditertawakan Dunia

Wanita yang bekerja di Museum Zoologi Bogor tersebut mengatakan banyak aktivitas manusia yang membahayakan Komodo.

Ini termasuk perburuan, penyelundupan hewan dan pembakaran sabana, yang menyebabkan rusa, mangsa Komodo, bermigrasi.

UNESCO juga prihatin dengan proyek pembangunan Jurassic Park di Taman Nasional Komodo yang telah berlangsung sejak dua tahun lalu.

Baca Juga: Ayu Maulida Putri Disorot Meski Gagal Masuk Top 10 Miss Universe, Ternyata Ini Fakta di Balik Kostum Komodo

Mereka meminta Pemerintah Indonesia untuk merevisi penilaian dampak lingkungan dalam pembangunan Jurassic Park dan mengirimkannya kembali ke UNESCO untuk ditinjau oleh IUCN.

Sementara itu, Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengaku mengetahui temuan tersebut.

Namun, dia menunjukkan bahwa IUCN mengatakan populasi Komodo stabil dan terlindungi dengan baik.

Baca Juga: Kemenperin Apresiasi Kendaraan Multiguna Fin Komodo KD 250 X Buatan Cimahi

“Kami telah memantau populasi Komodo selama 17 tahun di taman nasional dan kami melindungi mereka dengan mengadakan patroli, serta memastikan mangsanya seperti rusa dan kerbau tidak diburu,” katanya.

Wiratno berpendapat bahwa IUCN seharusnya berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia terkait perubahan status Komodo menjadi terancam punah tersebut..      

“Kami telah memasang chip pada sekitar 1.200 komodo, di bawah kulitnya. Kami memiliki sesuatu seperti barcode dan jika kami menangkapnya, kami tahu apakah itu yang telah kami identifikasi sebelumnya atau yang baru. Kami memiliki data yang cukup,” katanya.

Baca Juga: Mengerikan! Balita Digigit Komodo Kini Harus Dirawat, BTN Komodo Akan Tanggung Biaya Pengobatan

Meskipun demikian, dia mengatakan para pejabat belum mengidentifikasi kenaikan permukaan laut sebagai ancaman kepunahan.

“Kami tau perilaku dan habitat Komodo. Berbahaya bagi mereka untuk berada di dekat pantai. Jadi kita perlu memprediksi permukaan laut dan seberapa jauh laut bisa mencapai,” katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x