India Protes, Inggris Didesak Cabut Aturan Karantina Covid-19 yang Dinilai Diskriminatif

- 22 September 2021, 08:20 WIB
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan konferensi pers bersama di Jawaharlal Nehru Bhawan (JNB) di New Delhi, India, 28 Juli 2021.
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan konferensi pers bersama di Jawaharlal Nehru Bhawan (JNB) di New Delhi, India, 28 Juli 2021. /REUTERS/Jonathan Ernst

PR BEKASI - Menteri luar negeri India mendesak Inggris untuk menghapus aturan yang mengharuskan orang India yang berkunjung ke sana untuk dikarantina bahkan jika mereka telah divaksinasi sepenuhnya.

Pasalnya Vaksin Covishield India yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan diproduksi di India oleh Serum Institute yang berbasis di Pune, tidak diakui oleh Inggris di bawah aturan baru meskipun identik dengan dosis yang diberikan kepada jutaan orang Inggris.

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari CNA pada Rabu, 22 September 2021, aturan yang mulai berlaku bulan depan itu telah menyebabkan kemarahan seluruh orang India dan mencap keputusan itu sebagai diskriminatif.

Baca Juga: India Sita Heroin Senilai Rp38 Triliun dari Afghanistan di Tengah Pengambilalihan Taliban

Sedangkan warga di Inggris yang telah divaksinasi dengan dosis buatan India tidak diharuskan untuk dikarantina.

Hal itu malah dapat menyebabkan pembalasan dari New Delhi, dengan sumber dipemerintahan India mengatakan kemungkinan akan mengambil langkah-langkah timbal balik jika masalah tersebut tidak segera diselesaikan.

"Kami mendesak penyelesaian awal masalah karantina demi kepentingan bersama," kata Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar dalam tweetnya setelah pertemuan dengan timpalannya dari Inggris Liz Truss di New York, di mana keduanya menghadiri Majelis Umum PBB.

Baca Juga: Serangan Anti-Kristen di India Semakin Sering Terjadi, Ekstremis Hindu Diduga Pelakunya

Komisi Tinggi Inggris (kedubes) di New Delhi mengatakan Inggris sedang bekerja sama dengan India untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Kami terlibat dengan Pemerintah India untuk mengeksplorasi bagaimana kami dapat memperluas pengakuan Inggris atas sertifikasi vaksin kepada orang-orang yang divaksinasi oleh badan kesehatan masyarakat yang relevan di India," kata seorang juru bicara.

Aturan yang mengamanatkan 10 hari isolasi diri untuk pelancong yang datang dari India, juga berlaku di banyak negara lain yang menggunakan Covishield, termasuk sebagian besar negara Afrika.

Baca Juga: Guru di Desa Terpencil India, Sulap Dinding Jadi Papan Tulis dan Jalanan Jadi Ruang Kelas

Shashi Tharoor yang merupakan seorang anggota parlemen dan penulis oposisi India, mengatakan bahwa dia telah membatalkan rencana tur buku di Inggris sebagai protes terhadap aturan tersebut.

"Itu adalah ofensif untuk meminta orang India yang divaksinasi penuh untuk dikarantina," katanya.

Anggota parlemen kedua, Jairam Ramesh, mengatakan keputusan itu jadi berbau rasisme.

Baca Juga: Pengemudi Mobil di India Kebingungan, Ditilang Polisi karena Tak Pakai Helm Meski Surat Berkendara Lengkap

AstraZeneca adalah salah satu penyedia utama program vaksinasi Inggris, bersama dengan rekan-rekan AS Moderna dan Pfizer.

Vaksin AstraZeneca membuat sebagian besar dosis yang diberikan kepada orang India hingga saat ini.

Sejumlah warga kecil di India telah mengambil vaksin asli yang dikembangkan oleh Bharat Biotech, yang tidak digunakan di Inggris.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x