Erdogan Enggan Buka Dialog dengan Taliban karena Pemangku Jabatan Afghanistan yang Baru Cuma Laki-laki?

- 24 September 2021, 08:15 WIB
Erdogan tegaskan Turki tak akan buka dialog dengan Taliban selama pemerintahan Afghanistan tak kunjung inklusif.
Erdogan tegaskan Turki tak akan buka dialog dengan Taliban selama pemerintahan Afghanistan tak kunjung inklusif. /Reuters

PR BEKASI - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa Turki enggan membuka dialog dengan Taliban sebagai pemegang kekuasaan Afghanistan.

Alasan Erdogan enggan membuka dialog dengan Taliban adalah karena kabinet Afghanistan yang baru tidak inklusif.

Pemangku jabatan di kabinet Afghanistan diketahui hanya diisi oleh laki-laki, etnis mayoritas, dan petinggi Taliban.

Baca Juga: Taliban Minta Tolong Bantuan ke Erdogan, Turki Mulai Bergerak ke Afghanistan?

Terkait hal tersebut, Erdogan mengatakan bahwa Turki akan mengevaluasi keterlibatan dan pengakuan terhadap tindakan mereka.

"Melihat pendekatan Taliban saat ini, sayangnya kepemimpinan yang inklusif dan menyeluruh belum terbentuk," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

Jika Taliban mau berbenah terkait pemangku jabatan mereka, lanjut Erdogan, kemungkinan dialog akan lebih terbuka.

Baca Juga: Ledakan Misterius Ubah Warna Langit Menjadi Hijau Terang, Warga Turki Ketakutan

"Saat ini, hanya ada beberapa sinyal kemungkinan perubahan suasana pemerintahan yang lebih inklusif," tuturnya.

Erdogan menegaskan, Turki tak akan membuka dialog jika pemerintah Afghanistan tak kunjung inklusif.

"Kami belum melihat ini. Jika langkah seperti itu dapat diambil, maka kami akan dapat beralih ke titik dialog," katanya.

Baca Juga: 60 Hutan di Turki Dilahap si Jago Merah, Empat Orang Tewas dan Desa-desa Dikosongkan

Sebagaimana diketahui, Taliban mengambil alih pemerintahan Afghaistan pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.

Pemangku jabatan pemerintahan Afghanistan yang baru dirilis pada 7 September 2021 lalu tidak mamasukan siapa pun dari luar Taliban

Sekitar 90 persen kursi jabatan pemerintahan jatuh ke tangan etnis Pashtun, etnis mayoritas di kelompok Taliban.

Baca Juga: Ditahan Imigrasi Turki, New Zealand Terima Kembali Warganya yang Terlibat dengan Kelompok Teroris ISIS

Pemegang kekuasaan tertinggi di Afghanistan diduduki oleh Haibatullah Akhundzada. Ia merupakan pemimpin tertinggi Taliban.

Kemudian, Perdana Menteri Afghanistan yang baru adalah Mullah Mohammad Hassan Akhund.

Posisi Menteri Dalam Negeri Afghanistan yang baru diduduki oleh Sirajuddin Haqqani.

Putra Mullah Omar, Mullah Yaqoob diumumkan mengisi jabatan sebagai Menteri Pertahanan Afghanistan.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x