PR BEKASI – Militer Sudan menangkap Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan pejabat senior pemerintah lainnya, Senin 25 Oktober 2021.
Kementerian Informasi Sudan menyebutkan, militer mengacak sinyal internet dan memblokade jembatan menuju Khartoum, yang menandakan terjadinya kudeta.
Merespons situasi yang terjadi, ribuan warga memenuhi jalan-jalan di ibukota Khartoum, memprotes kudeta militer.
Gambar yang dibagikan di media sosial memperlihatkan pengunjuk rasa menutup jalan dan membakar ban bekas.
Baca Juga: Sudan Kecewa usai Jalin Hubungan dengan Israel, Ternyata Ini Alasannya
Sementara pihak keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
“Rakyat lebih kuat, lebih kuat. Mundur bukan pilihan,” teriak pengunjuk rasa, merujuk militer yang pernah berkuasa, dikutip pikiranrakyat-Bekasi.com dai Ap News pada Senin, 25 Oktober 2021.
Kudeta militer menjadi langkah mundur bagi Sudan, yang berupaya melakukan transisi menuju demokrasi sejak dua tahun lalu.