Network
PR BEKASI – Aljazair pada Selasa, 26 Oktober 2021 memutuskan mengakhiri penggunaan bahasa Prancis komunikasi internal dan eksternal karyawannya dan menggantinya dengan bahasa Arab.
Kebijakan tersebut dikeluarkan sehubungan dengan meningkatnya tensi hubungan dengan Prancis setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan ofensif terhadap Aljazair.
Kebijakan ini tercantum dalam sebuah dokumen yang ditujukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja Aljazair kepada pejabat dan lembaga yang berafiliasi dengan kementeriannya.
Baca Juga: Viral Gadis Ini Kerasukan Merengek Minta Kepala Domba, Warganet: Satanic Ketar-ketir
“Hanya bahasa Arab yang boleh digunakan dalam semua korespondensi, laporan, memo rapat, dan semua dokumen resmi,” bunyi dokumen tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Minggu, 31 Oktober 2021.
Keputusan ini muncul beberapa hari setelah instruksi serupa yang dikeluarkan oleh Menteri Pelatihan dan Olahraga Kejuruan Aljazair.
Dia menyatakan bahwa semua transaksi administrasi harus dalam bahasa Arab, dan bahasa Prancis tidak boleh digunakan di kedua kementerian.
Baca Juga: Penerbangan Israel Mendarat di Arab Saudi untuk Pertama Kalinya, Normalisasi Hubungan di Depan Mata
Ada informasi yang beredar di kementerian bahwa ada instruksi lisan dari otoritas tertinggi di negara itu untuk mengakhiri berurusan dengan bahasa Prancis di sektor pemerintah, namun kebenaran informasi tersebut masih belum dapat dikonfirmasi.
