PR BEKASI – Rencana Amerika Serikat (AS) untuk membuka kembali konsulat di Yerusalem yang sebelumnya berfungsi sebagai kedutaan de facto untuk Otoritas Palestina telah mendapatkan kecaman dari Israel.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada Sabtu, 6 November 2021 mengatakan bahwa Yerusalem hanya ibu kota Israel saja sekaligus menolak gagasan Presiden AS, Joe Biden tersebut.
“Tidak ada tempat untuk konsulat AS yang melayani Palestina di Yerusalem,” kata Naftali Bennet, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari CNS News, Senin, 8 November 2021.
Baca Juga: Eka Pratiwi_Ikatan Cinta 8 November 2021: Irvan Hentikan Teror karena Iqbal Teledor dan Gagal?
“Kami telah menyatakan posisi kami kepada AS dengan tegas, diam-diam, tanpa drama, dan saya harap itu akan dipahami. Yerusalem adalah ibu kota Israel saja,” tambahnya.
Sementara itu, Yair Lapid mengatakan AS akan dipersilakan untuk membuka konsulat untuk Palestina di Ramallah yang terletak sekitar 12 mil sebelah utara Yerusalem di mana otoritas Palestina pimpinan Presiden Mahmoud Abbas bermarkas.
Pemerintah asing dengan misi diplomatik Palestina di Ramallah termasuk Australia, China, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Belanda, Polandia, Rusia, dan Afrika Selatan.
Baca Juga: 4 Orang Perempuan Tewas Dibunuh usai Dijebak Taliban, Pura-pura Mau Bantu Evakuasi dari Afghanistan
Tetapi sebagai tanggapan atas pernyataan Naftali Bennett dan Lapid, Otoritas Palestina menegaskan bahwa mereka akan menerima tidak kurang dari pembukaan kembali konsulat AS di Yerusalem.