Baca Juga: Ramai-ramai Laporkan Kerajaan Palsu ke Polisi, Petinggi Sunda Empire Resmi Ditahan
Negosiasi perdamaian tersebut ditarik karena Trump menganggap serangan bunuh diri Taliban yang menewaskan seorang tentara Amerika sebagai pengkhianatan terhadap niat baik Amerika Serikat.
Angka tersebut sempat menurun karena Pemerintahan Obama telah mempersempit kriteria lokasi yang dapat dijatuhi bom oleh militer Amerika Serikat.
Hal tersebut mengakibatkan mengecilnya angka pengeboman pada tahun 2015.
Pemerintahan Trump kembali memperluas kriteria, yang menyebabkan pengeboman lebih banyak dan lebih luas.
Direktur Kelompok Penanganan Krisis Internasional cabang Asia, Laurel Miller menyebutkan bahwa langkah Amerika Serikat merupakan sebuah kecerobohan.
“Militer Amerika Serikat salah jika berpikir bahwa mereka dapat mengubah arah politik dengan menjatuhkan lebih banyak bom ke Afghanistan,” ucapnya.
“Peningkatan serangan udara ini juga berdampak negatif karena hal itu berdampak langsung pada peningkatan jumlah korban sipil,” Miller menambahkan.
Petugas Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Frances Brown mengkritisi keputusan militer tersebut.