“Dengan pertaruhan yang tinggi, Xi membutuhkan orang yang tepat untuk menyelesaikan situasi Hubei serta Wuhan,” ujar profesor itu.
Terkait perubahan metode deteksi virus Corona, Komisi Kesehatan Hubei menyatakan pada hari Kamis bahwa kini penghitungan korban virus Corona kini meliputi orang-orang yang didiagnosis menggunakan CT scan.
Sebelumnya, komisi tersebut hanya mendata penderita virus Corona yang didiagnosis menggunakan alat uji khusus, yang kini jumlahnya semakin sedikit.
Sam Crane, ahli politik dan filsafat kuno Tiongkok di Williams College, mengomentari kebijakan baru Tiongkok tersebut.
Baca Juga: Sebagian Wilayah Kabupaten Sleman Dihujani Abu Akibat Erupsi Gunung Merapi
“Dilihat dari sudut pandang transparansi medis, itu adalah hal yang baik, namun, kebijakan itu juga menimbulkan berbagai pertanyaan baru, misalnya saja, seberapa banyak angka infeksi yang aktual sejak bulan Januari? ini dapat menjadi alasan tambahan bagi warga Tiongkok untuk tidak percaya pada apa yang pemerintah katakan,” tutur Crane.
Ahli Politik Tiongkok dari University of California San Diego, Victor Shih menyatakan bahwa pergantian metodologi tersebut dianggap “mengganggu”.
“Penyesuaian data tersebut membuktikan dengan jelas bahwa sebenarnya mereka sudah memiliki dua set data infeksi sejak awal, jika tidak begitu, tidak mungkin pemerintah langsung memasukkan data korban sebanyak itu dalam satu hari,” ucap Shih.
Baca Juga: Cikarang Timur Kini Punya Taman Ramah Anak Pertama Di Kabupaten Bekasi