Sebagai sosok yang pernah menjabat sebagai menteri luar negeri Jerman pada 2014, Frank-Walter Steinmeier merupakan sosok penting di balik "konsensus Munich" ketika para pemimpin Jerman mengatakan Berlin siap memikul lebih banyak tanggung jawab dalam urusan global.
Frank-Walter Steinmeier menekankan lagi tekad itu, tteapi tidak sebelum ia mengeluhkan pendekatan kebijakan luar negeri Rusia, Tiongkok, dan Amerika Serikat.
"Rusia... sekali lagi telah membuat kekuatan militer dan pergeseran perbatasan yang diwarnai kekerasan di kawasan Eropa sebagai sarana politik," katanya dalam teks pidato yang akan dibagikan pada pembukaan konferensi.
“Tiongkok... hanya menerima hukum internasional secara selektif yang tidak bertentangan dengan kepentingannya sendiri," kata Steinmeier.
"Sekutu terdekat kita, Amerika Serikat, di bawah pemerintahan sekarang, menolak gagasan komunitas internasional," ujarnya.
Baca Juga: Guru SD Pukul Murid di Jakarta, Berang karena Sepak Bola
“Hasilnya adalah lebih banyak ketidakpercayaan, lebih banyak persenjataan, lebih sedikit keamanan... Sepanjang jalan menuju perlombaan senjata nuklir baru," katanya.
Sebagai tanggapan, katanya, Jerman harus meningkatkan pengeluaran pertahanan agar dapat berkontribusi lebih banyak bagi keamanan Eropa dan untuk mempertahankan persekutuannya dengan Amerika Serikat.
Ia melihat kepentingan Amerika Serikat semakin menjauh dari Eropa dan menuju ke Asia.