Tradisi Tembakan Meriam Sebagai Tanda Berbuka Puasa di Mesir

- 16 Mei 2020, 12:43 WIB
Hari pertama Ramadhan di Masjid Agung Sheikh Zayed. Sebuah meriam ditembakkan untuk menandai awal buka puasa
Hari pertama Ramadhan di Masjid Agung Sheikh Zayed. Sebuah meriam ditembakkan untuk menandai awal buka puasa /thenational.ae

PIKIRAN RAKYAT - Ketika menyambut Bulan Ramadhan, setiap negara memiliki tradisi tertentu untuk merayakan dan menjalaninya selama sebulan penuh.

Mesir misalnya, saat Ramadhan terdapat tradisi menembakkan meriam saat waktu berbuka puasa tiba.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Arab News Sabtu, 16 Mei 2020 terdapat sejumlah latar belakang mengenai tradisi tersebut, antara lain terkiat periode Kesultanan Mamluk pada abad 15 dan Mesir abad 19.

Baca Juga: Internasional Longgarkan Kebijakan Pembatasan Sosial, Harga Minyak Dunia Kembali Naik

Awalnya, dalam sebuah cerita lisan pada era Kesultanan Mamluk Kairo, saat itu mereka ingin menguji meriam terbaru.

Ketika dicoba bertepatan dengan waktu magrib, penduduk mengira tembakan meriam itu sebagai tanda waktu berbuka puasa telah tiba.

Sultan melihat sambutan penduduk yang menganggap tembakan meriam itu sebagai inovasi baru. Maka tembakan meriam itu dilanjutkan setiap waktu berbuka puasa.

Baca Juga: Tolak Permintaan AS Soal Virus Corona, Tiongkok: Sampel Telah Dihancurkan demi Keamanan Bersama

Kisah lain pada abad 19, penguasa Mesir Muhammad Ali menembakkan meriam buatan Jerman pada waktu magrib. Penduduk mengira tembakan itu tanda untuk berbuka puasa.

Ada pula terkait pada masa Khedive Ismail masih di abad 19. Kisahnya ketika tentara sedang menguji meriam pada waktu magrib yang juga dikira sebagai tanda berbuka puasa.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x