PIKIRAN RAKYAT - Tingkat polusi udara di Tiongkok kembali meningkat di atas rata-rata tahun lalu setelah mengalami penurunan ketika pemerintah memberlakukan aturan lockdown yang ketat untuk mengatasi pandemi virus corona.
Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Reutes, pada Senin, 18 Mei 2020, peningkatan polusi udara ini diduga karena aktivitas industri mulai aktif kembali.
Oleh sebab itu, ada kekhawatiran ketika kegiatan ekonomi menyebabkan emisi melonjak setelah sebelumnya polusi udara turun signifikan.
Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Jokowi Sarankan Minum Ajinomoto Agar Pintar Seperti Dirinya, Simak Faktanya
"Ada tanda-tanda peringatan dini bahwa pemulihan Tiongkok dari krisis COVID-19 memengaruhi kualitas udara," kata Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) yang berbasis di Helsinki, yang memproduksi studi tersebut.
Tingkat rata-rata polusi udara di Tiongkok turun pada Februari 2020 jauh signifikan daripada pada tahun 2019.
Hal ini dipengaruhi karena adanya kebijakan lockdown seperti pabrik tutup, mengurangi permintaan listrik, dan memangkas penggunaan transportasi karena sejumlah penduduk tinggal dan bekerja di rumah (WFH).
Namun kini, tingkat rata-rata polusi mulai meningkat, dan lebih tinggi dalam 30 hari. CREA mengatakan dalam analisis data dari 1.500 stasiun pemantauan kualitas udara di Tiongkok.
Baca Juga: Dubes Tiongkok di Israel Meninggal di Kasur Apartemennya, Kasusnya Kematiannya Masih Misteri