Vaksin Virus Corona Akan Diujicobakan kepada 10.000 Orang di Inggris

- 23 Mei 2020, 20:49 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /PIXABAY/

"Kecepatan menguji coba vaksin hingga memasuki tahap akhir uji klinis merupakan terobosan penelitian dari Oxford," kata pimpinan eksekutif AstraZeneca, Mene Pangalos.

Baca Juga: Studi: Obat yang Dikonsumsi Donald Trump untuk Covid-19, Nyatanya Miliki Risiko Tinggi Kematian

AstraZeneca merupakan perusahaan multinasional bidang farmasi dan biofarmasi yang berkedudukan di Cambridge, Inggris. Perusahaan itu memiliki tiga pusat riset di Cambridge; Gaithersburg, Maryland, Amerika Serikat; dan Mölndal di Swedia.

“Kendati demikian, hasil uji coba vaksin kemungkinan baru dapat dipublikasikan pada dua sampai enam bulan,” kata perwakilan Oxford University.

AstraZeneca telah menjadikan Inggris dan Amerika Serikat sebagai mitra untuk memproduksi vaksin secara massal. Perusahaan itu akan langsung mengirim vaksin ke dua negara itu apabila vaksin itu disebut layak pakai dan aman digunakan.

Direktur Eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot, bulan lalu mengatakan, hasil sementara tentang kemungkinan kemanjuran vaksin kemungkinan akan keluar sekira Juni atau Juli 2020.

Baca Juga: Demi Kejar Target, AS Direncanakan Lakukan Pengujian Vaksin untuk Covid-19 Secara Masif

Sejumlah relawan dalam kondisi sehat akan dipilih secara acak untuk disuntik vaksin jenis ChAdOx1, juga dikenal sebagai AZD1222, vaksin yang biasanya dipakai untuk menangkal meningitis/radang selaput otak.

Para relawan tidak diberi tahu informasi terkait pengelompokkan uji vaksin agar tidak berpengaruh terhadap tingkah laku mereka.

Para peserta uji coba kemungkinan akan mengalami efek samping ringan seperti sakit lengan dan sakit kepala setelah disuntik vaksin.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x