Peneliti Universitas Oxford Sebut Penelitiannya Terancam Sia-sia Jika Covid-19 Cepat Hilang

- 25 Mei 2020, 18:41 WIB
DIREKTUR Jenner Institute Universitas Oxford, Prof Adrian Hill.*
DIREKTUR Jenner Institute Universitas Oxford, Prof Adrian Hill.* /Sky News/

Angka tersebut telah turun secara dramatis sejak puncak pandemi di Inggris, ketika hampir 1.000 orang meninggal setiap harinya di rumah saja.

Uji coba vaksin yang dikenal secara resmi sebagai ChAdOx1 nCoV-19 (diucapkan Chaddox One) dimulai dengan tahap awal pengujian pada 160 sukarelawan sehat antara usia 18 dan 55 tahun untuk melihat apakah vaksin itu dapat melawan virus secara efektif.

Studi ini diatur untuk maju ke Fase II dan Fase III, yang mana akan melibatkan pengujian hingga 10.260 orang dan memperluas usia peserta untuk menyertakan anak-anak dan orang tua.

Tetapi jika tidak cukup banyak orang yang dapat dilakukan pengujian, para ilmuwan tidak akan memiliki cukup bukti untuk membuktikan vaksin pengembangannya efektif dan meluncurkannya untuk digunakan oleh National Health Service (NHS).

Baca Juga: Kemenkes Rilis Protokol New Normal, Jarak Aman Antarkaryawan Bekerja di Kantor Minimal 1 Meter 

ChAdOx1 nCoV-19 dibuat dari ChAdOx1, versi lemah dari virus flu biasa (adenovirus) yang menyebabkan infeksi pada simpanse.

Virus ini telah dimanipulasi sehingga tidak dapat membahayakan manusia tetapi juga mengandung bagian dari virus corona sehingga akan memicu respons kekebalan tubuh terhadap protein lonjakan Covid-19 yang digunakannya untuk memasuki sel manusia dan berkembang biak.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x