Para Astronom Berhasil Abadikan Momen Langka dari Planet Jupiter

- 28 Mei 2020, 08:00 WIB
Foto detail pertama planet Jupiter yang menyoroti badai raksasa dan mendominasi permukaan atmosfernya.*
Foto detail pertama planet Jupiter yang menyoroti badai raksasa dan mendominasi permukaan atmosfernya.* //Gemini Institute via Daily Mail

Cahaya inframerah dapat melewati awan, memungkinkan untuk melihat lapisan atmosfer yang lebih dalam.

Baca Juga: Tanpa Kuasa Hukum, Sidang Perdana Kasus Narkoba Lucinta Luna Dilakukan Secara Virtual

Terlihat dalam foto planet Jupiter, ada cahaya yang cerah dan terang, itu menggambarkan kondisi yang hangat hingga panas dari dalam planet.

Sementara warna gelap menggambarkan area yang lebih dingin berasal dari awan yang menghalangi pandangan.

Penelitian yang dilakukan oleh para astronot bertujuan untuk memahami lebih detail mengenai apa yang menopang pada sistem cuaca yang ada di Planet Jupiter.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Mulai Mereda, Eropa Kini Dihantui Kawanan Nyamuk Harimau Raksasa

Dari hasil penelitian dengan menggabungkan hasil pengamatan Hubble (optik) dan wahana ruang angkasa Juno (radio), para peneliti menemukan bahwa awan badai Jupiter sangat mirip dengan Bumi.

Planet Jupiter sendiri diambil dari nama seorang raja para dewa dari Romawi bernama Zeus. Kepercayaan yang dijelaskan pada saat itu jika Dewa Zeus mempunyai nama lain yaitu Jupiter.

Jupiter terdiri dari bola gas sehingga planet Jupiter tidak seperti pada planet lain yang permukaannya tidak padat. Berbeda dengan planet lain, di planet Jupiter mempunyai kandungan air yang sangat sedikit.***

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Spektakuler! . Citra ini menampilkan gambaran Jupiter yang belum pernah didapat sebelumnya. Dengan menggunakan teleskop 8,1 m di Observatorium Gemini, Hawaii, para peneliti menangkap pancaran termal inframerah dari sang raksasa Tata Surya. Hasilnya? citra Jupiter dengan resolusi tertinggi yang pernah diambil dari pengamatan di Bumi. . Cahaya inframerah dapat melewati awan, memungkinkan kita untuk melihat lapisan atmosfer yang lebih dalam dan lebih panas. Pada citra, fitur cerah/terang menggambarkan hangat, menunjukkan di mana panas melarikan diri dari bagian dalam planet. Sementara gelap menggambarkan area yang lebih dingin berasal dari awan yang menghalangi pandangan. . Menggabungkan hasil pengamatan Hubble (optik) dan wahana ruang angkasa Juno (radio), para peneliti menemukan bahwa awan badai Jupiter sangat mirip dengan Bumi, dengan udara basah yang hangat naik dan udara kering yang sejuk tenggelam (proses konveksi), dan banyak air. Mereka mendapati awan-awan di Jupiter tingginya mencapai 80 km. . Pengamatan baru juga mengonfirmasi bahwa bintik-bintik gelap di Bintik Merah Besar (Great Red Spot) yang terkenal sebenarnya adalah celah di tutupan awan dan bukan karena variasi warna awan. . Citra dari Gemini dihasilkan dengan teknik pencitraan yang disebut "lucky imaging", dimana teleskop akan mengambil banyak sekali gambar dengan paparan singkat. Dari banyak gambar tersebut, kemudian akan dipilih gambar paling tajam untuk kemudian ditumpuk. Citra Jupiter ini dihasilkan dari mosaik 9 bagian dengan masing-masing 38 waktu bukaan. Melalui teknik ini, artinya gambar tajam akan dihasilkan hanya ketika pandangan ke langit benar-benar bersih dan dan kondisi atmosfer sangat stabil. Memang harus beruntung rupanya ???? . Hasil yang sepadan dari pengamatan selama 3 tahun! . Kredit: International Gemini Observatory/NOIRLab/NSF/AURA M.H. Wong (UC Berkeley), Mahdi Zamani.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x