Kerusuhan di Negeri Paman Sam Memanas Setelah Donald Trump Ancam Kerahkan Militer AS

- 2 Juni 2020, 14:04 WIB
PETUGAS divisi berseragam Dinas Rahasia AS menghadapi demonstran selama protes terhadap kematian di tahanan George Floyd di Minneapolis, dekat Gedung Putih di Washington, DC, AS, 1 Juni 2020.*
PETUGAS divisi berseragam Dinas Rahasia AS menghadapi demonstran selama protes terhadap kematian di tahanan George Floyd di Minneapolis, dekat Gedung Putih di Washington, DC, AS, 1 Juni 2020.* //Jonathan Ernst/REUTERS

PR BEKASI - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Senin, 1 Juni 2020 bersumpah untuk menggunakan militer AS untuk menghentikan aksi protes atas kematian seorang pria kulit hitam oleh oknum polisi setempat.

Beberapa jam setelah pernyataan Donald Trump di Taman Mawar Gedung Putih, aksi protes kembali membara di malam ketujuh. Di mana para demonstran dikabarkan membakar sebuah mal di Los Angeles (LA) dan menjarah toko-toko di New York City.

"Wali Kota dan Gubernur harus membangun kehadiran penegakan hukum yang luar biasa hingga kekerasan telah diatasi. Jika sebuah kota atau negara menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer AS dan dengan cepat menyelesaikan masalah," kata Donald Trump dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Gugus Tugas Perbolehkan 102 Daerah Terapkan New Normal, Tak Ada Satupun Wilayah Jawa Barat

Usai berpidato, Donald Trump berjalan dari Gedung Putih melalui area yang telah disterilkan untuknya ke Gereja Episkopal St. John di dekatnya, di mana ia memegang Alkitab ketika ia berfoto bersama putrinya, Ivanka, dan Jaksa Agung AS William Barr.

Ketua keuskupan Gereja Episkopal di Washington D.C, Michale Curry, termasuk di antaa mereka yang mengkritik Donald Trump atas penggunaan gereja bersejarah untuk kesempatan berfoto.

"Dengan melakukan itu, dia (Donald Trump) menggunakan bangunan gereja dan Alkitab untuk tujuan politik partisan," kata Michale Curry di Twitter sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Baca Juga: Demonstrasi Berujung Rusuh di AS, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Dibuka Menguat

Dikabarkan Gereja Episkopal St. John mengelami kerusakan akibat kebakaran kecil selama aksi protes terjadi pada Senin 1 Juni 2020 malam waktu AS.

Kebakaran di Hollywood

Di Hollywood, puluhan orang ditampilkan dalam sebuah gambar di televisi tengah menjarah toko obat setelah pintu depan berhasil dihancurkan. Sementara jendela di Starbucks dan dua restoran lainnya hancur, sebelum oknum penjarah tersebar ketika pihak kepolisian tiba.

Baca Juga: Ubah Metode Pemasaran Hasil Tani, Desa Digital Jabar Kembali Raih Penghargaan di Ajang Internasional

Pawai dan demonstrasi brutal anti-polisi, yang telah berubah menjadi kekerasan setelah gelap setiap malam selama sepekan terakhir, meletus atas kematian George Floyd, seorang warga Amerika keturunan Afrika berusia 46 tahun yang meninggal setelah seorang polisi kulit putih menjepit lehernya di bawah lutut untuk hampir sembilan menit.

Otopsi kedua yang diperintahkan oleh keluarga Floyd dan dirilis pada hari Senin menemukan kematiannya adalah pembunuhan oleh "sesak napas mekanis," atau kekuatan fisik yang mengganggu pasokan oksigennya. Laporan itu mengatakan tiga petugas berkontribusi pada kematiannya.

Pemeriksa Medis Kabupaten Hennepin kemudian merilis temuan otopsi yang juga disebut pembunuhan kematian George Floyd karena sesak napas. Laporan county mengatakan George Floyd ketika ditahan oleh polisi dan bahwa ia menderita penyakit jantung arteriosklerotik dan hipertensi, keracunan fentanil dan penggunaan metamfetamin baru-baru ini.

Baca Juga: Sambut New Normal, Ridwan Kamil Kerahkan Mobil Tes COVID-19 Mandiri di 30 Wilayah

Derek Chauvin, perwira polisi Minneapolis berusia 44 tahun yang berlutut di leher George Floyd, ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan berencana tingkat dua. Tiga petugas lain yang terlibat dalam penangkapan belum dituntut.

Kematian George Floyd adalah kasus terbaru dari kebrutalan polisi terhadap pria kulit hitam yang tertangkap dalam rekaman video dan memicu kemarahan rasisme dalam penegakan hukum AS.

Ia menghidupkan kembali ketegangan rasial yang membara di sebuah negara yang terpecah secara politis yang telah terpukul oleh pandemi coronavirus, dengan orang Afrika-Amerika menyumbang jumlah kasus yang sangat tinggi.

Baca Juga: Fakta Unik Gautam Rode, Aktor Utama di Serial Saraswatichandra Seorang Vegetarian Sejati

Pada hari Senin, puluhan orang memberikan penghormatan kepada Floyd di luar Cup Foods, tempat kematiannya, meninggalkan bunga dan tanda-tanda. Seorang gadis kecil menulis, "Aku akan bertarung denganmu," dengan kapur biru aqua di jalan.

Terrence Floyd, saudara laki-laki korban, mengatakan kepada pertemuan itu bahwa dia ingin orang-orang mendapatkan pendidikan dan memilih daripada menggunakan kekerasan dan kehancuran.

"Mari kita lakukan ini dengan cara lain," katanya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x